Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Mangga – Tanamana Mangga adalah tanaman penghasil buah yang sangat mudah ditemui, khususnya di Indonesia.
Tidak hanya ditanam pada lahan perkebunan, tidak sedikit masyarakat yang juga menanam tanaman buah ini di pekarangan rumahnya.
Permintaan pasar yang banyak serta nilai ekonomi juga turut mempengaruhi semakin berkembangnya budidaya mangga.
Akan tetapi, dalam proses Budidaya Tanaman Mangga tidak bisa lepas dari kendala seperti hama atau penyakit.
Hama serta penyakit yang menyerang tanaman ini membuat kerugian yang cukup berarti akibat serangan tersebut.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman ini dirasa sangat penting untuk mengurangi resiko tersebut.
Selain untuk mencegah kerusakan, pengendalian hama dan penyakit juga diperlukan agar bisa mendapatkan hasil panen yang berkualitas tinggi.
Hama Tanaman Mangga dan Cara Pengendaliannya
Terdapat beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman mangga. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis hama pada tanaman mangga beserta cara pengendaliannya.
1). Hama Wereng Mangga (Idioscerus niveosparsus Lethierry walkert)
Hama jenis ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan bunga yang baru mekar sehingga bunga mudah kering dan cepat mati.
Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga sehingga mengakibatkan bunga menjadi kering.
Selain itu serangan oleh hama ini juga mengakibatkan penyerbukan dan pembentukan buah terganggu dan kemudian mati.
Serangan parah bisa terjadi jika didukung dengan cuaca panas yang lembab. Serangga dewasa memiliki ukuran 0,2 – 0,3 milimeter, berwarna abu-abu kecoklatan.
Cara Pengendaliannya
Untuk mengendalikan hama jenis ini dapat dilakukan dengan cara memotong bagian bunga yang terserang dan kemudian dimusnahkan, melakukan pengasapan sebanyak 3-4 kali dalam seminggu atau memanfaatkan musuh alami hama jenis ini, diantaranya coccinellid, Monochiles sexmaculatus, Chrysope facciperda, Mallada buninensis.
2). Hama Lalat Buah Mangga
Lalat dewasa memiliki ciri-ciri berwarna kuning bersayap putih bening dan berukuran panjang 7 – 8 milimeter, biasanya hama ini hinggap dan bertelur pada buah mangga, jambu biji; jambu air, belimbing, nangka, jeruk dan cabai, yang mengakibatkan kerusakan pada buah.
Cara pengendaliannya
Untuk mengendalikan hama jenis ini dapat dilakukan dengan cara membungkus buah muda sampai bua menua menggunakan kertas semen.
Adapun cara lain adalah dengan memetik dan membuang buah yang terindikasi serangan hama ini, melakukan pengasapan pada pagi dan sore hari untuk mengusir lalat atau bisa juga dengan melakukan penyemprotan insektisida metomil dan profenofos setiap 1 minggu sekali.
3). Hama Ulat Penggerek Pucuk Mangga
Hama jenis ini meyerang dengan cara mengebor/menggerek tunas/ malai menuju kebawah.
Akibat yang ditimbulkan akibat serangan hama ini adalah tunas daun atau malai bunga akan menjadi layu, kering sehingga transportasi unsur hara terhenti kemudian mati.
Cara Pengendaliannya
Untuk mengendalikan hama jenis ini dapat dilakukan dengan cara memotong tunas yang terinfeksi lalu dibakar, Pendaringan untuk membunuh pupa ulat atau dapat juga dilakukan dengan car penyemprotan insektisida sistemik pada jaringan kayu dan dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida kontak pada bagian ranting.
Penyakit Tanaman Mangga Beserta Cara Pengendaliannya
Selain hama terdapat juga beberapa jenis penyakit yang sering menyerang dan merusak tanaman mangga.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai penyakit tanaman mangga dan cara pengendaliannya.
1). Penyakit Antraknosa
Penyebab utama dari penyakit ini adalah cendawan atau jamur Colletotrichum gloeosporiodes.
Penyakit antraknosa biasanya menyerang bagian ranting, daun, bunga hingga buah. Umumnya penyakit ini menyerang pada saat pembungaan dan pembuahan.
Gejala yang ditimbulkan akibat serangan terlihat adanya becak-becak berwarna coklat tua pada bagian tanaman yang terserang, daun dan bunga yang terserang menjadi kering dan gugur.
Apabila penyakit ini menyerang buah mengakibatkan akan menimbulkan bercak-bercak coklat dan apabila yang terjadi adalah serangan berat, buah dapat gugur sebelum masa panen tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah.
Serangan akan semakin parah jika udara sedang lembab, banyak awan, hujan pada saat berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak.
Apabila bunganya juga terinfeksi maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok.
Cara Pengendaliannya
Untuk mengedalikan penyakit ini dapat dilakukan pengaturan jarak tanam dan pemangkasan, memotong dan memusnahkan bagian yang terserang penyakit, membersihkan dan memusnahkan daung-daun kering serta buah-buah yang berguguran di sekitar tanaman.
Adapun cara lain yaitu dengan melakukan penyemprotan fungisida benomil (500 ppm)/ diabendazol (90 ppm) selama 5 menit pada saat gejala awal sudah tampak.
2). Penyakit Diplodia
Penyebab utama dari penyakit diplodia atau Penyakit Blendok adalah cendawan atau jamur yang menyerang pada batang dan ranting.
Gejala yang muncul umumnya diawali dengan adanya luka yang disebabkan benda tajam.
Sehingga di musim kemarau luka tersebut mengeluarkan blendok dan ketika di musim hujan luka berkembang sampai ke jaringan kayu.
Gejala pada batang yang terinfeksi penyakit ini adalah pada bagian kulit luarnya tampak seperti pecah-pecah, mengeluarkan cairan coklat kehitaman, makin lama luka melebar dan kulit mengelupas, bagian tanaman diatasnya menjadi kering dan mati.
Cara Pengendaliannya
Untuk mengendalikan penyakit jenis ini dapat dilakukan pemotongan dan pemusnahan ranting atau cabang yang terinfeksi.
Sementara jika bagian batang yang terserang, lakukan pengupas kulit luarnya sampai batas jaringan kayu, kemudian diolesi dengan fungisida Benlate seminggu sekali.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan melakukan sanitasi lahan dan apabila gejala awal muncul pada saat buah masih muda, disemprot dengan fungisida Kocide selama 10 hari sekali sebanyak 3 kali.