Manusia Purba Di Indonesia – Zaman prasejarah ditandai dengan adanya kehidupan manusia yang dibuktikan dengan ditemukannya berbagai fosil-fosil manusia.
Sementara itu, ketika sudah mulai ditemukan tulisan yang terdapat pada kayu, batu, tulang atau daun, maka sudah memasuki zaman sejarah.
Baca Juga : Teori Asal Usul Kehidupan
Manusia purba yang telah hidup ribuan tahun lalu dapat diketahui keberadaannya melalui peninggalan berupa fosil. Fosil merupakan sisa kehidupan masa lampau yang terkubur di dalam tanah dan kemudian mengeras, lalu membatu.
Penemuan fosil manusia purba di Indonesia paling banyak terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis manusia purba yang pernah ada di Indonesia, yaitu :
1. Meganthropus Paleojavanicus
G.H.R. Von Koeningswald menemukan manusia purba paling primitif di Indonesia. Meganthropus paleojavanicus ditemukan di lapisan pleistosen bawah pada tahun 1936 dan 1941.
Selain itu, fosil yang serupa juga ditemukan oleh Marks pada lapisan pleistosen tengah pada tahun 1952.
Beberapa ciri utama dari Meganthropus paleojavanicus yaitu memiliki tubuh yang kekar, rahang dan gigi geraham yang kuat dan tidak berdagu.
Manusia purba ini diberi nama Meganthropus paleojavanicus karena tubuhnya yang besar dan ditemukan di Pulau Jawa.
2. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus merupakan manusia purba pertama yang ditemukan di Indonesia.
Setelah itu, nama Pithecanthropus erectus diubah menjadi Homo erectus karena kemiripannya dengan manusia purba genus Homo.
Fosil ini pertama kali ditemukan di daerah Trinil, Jawa Timur pada tahun 1890 oleh arkeolog Eugene Dubois, seorang ahli anatomi dan purbakala dari Belanda.
Penemuan dari Dubois menjadi awal bagi para peneliti lain untuk melakukan berbagai penggalian fosil dan benda-benda dari zaman purba di Indonesia. (Baca : Pengertian Zaman Batu)
Pithecanthropus erectus berasal dari Bahasa Yunani, yaitu fithekos, yang berarti kera dan Anthropos yang berarti manusia. Sementara, erectus berarti tegak. Oleh karena itu, Pithecanthropus erectus diartikan sebagai manusia kera yang berjalan tegak.
Beberapa ciri dari Pithecanthropus erectus yaitu memiliki volume otak 750 cc, tulang kening yang menonjol, tulang rahang dan gigi yang besar, tidak memiliki dagu, berbadan dan berjalan tegak, dengan tinggi mencapai 165 cm.
Selain itu, ditemukan juga tulang belakang kepala yang menunjukan bahwa manusia purba tersebut berada diantara kera dan manusia. Pithecanthropus erectus ditemukan di lapisan pleistosen tengah.
3. Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil manusia purba ini ditemukan pada tahun 1936 oleh Weidenreich dan Von Koeningswald di daerah Jetis, Mojokerto.
Pithecanthropus mojokertensis atau sering juga disebut sebagai Pithecanthropus robustus memiliki ciri-ciri berbadan tegak, tidak memiliki dagu, memiliki kening yang menonjol, volume otak sekitar 750- 1.300 cc, memiliki tulang rahang dan gigi geraham yang cukup kuat, tulang tengkorak yang cukup tebal dengan tinggi badan mencapai 165- 180 cm.
4. Pithecanthropus Dubuis
Manusia purba jenis ini ditemukan di daerah Sangiran. Pithecanthropus jenis ini masih menjadi fenomena unik karena memiliki kemiripan dengan genus Meganthropus, namun juga memiliki kemiripan dengan genus Pithecanthropus.
5. Homo Soloensis
Manusia purba yang ditemukan belakangan memiliki genus Homo, yang mana artinya manusia.
Manusia purba jenis ini ditemukan mulai awal tahun 1889, serta cenderung lebih maju dari manusia purba yang ditemukan sebelumnya.
Homo soloensis ditemukan oleh G.R. H. Von Koenigswald dan F. Weidenreich pada tahun 1921-1934 di daerah Desa Ngandong, Sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purba ini dianggap lebih tinggi tingkatannya daripada jenis Homo erectus karena lebih menyerupai manusia.
Beberapa ciri utama dari manusia purba Homo soloensis adalah memiliki badan yang tegap, memiliki tinggi sekitar 180 cm, memiliki volume otak sekitar 1.000-1.300 cc dan memiliki tengkorak yang lebih besar dibandingkan manusia purba genus Pithecanthropus.
6. Homo Floresiensis
Manusia purba jenis ini berasal dari genus Homo, dengan ciri-ciri tubuh yang kecil, tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil dan memiliki volume otak sekitar 380 cc, yang mana relatif jauh lebih kecil dibandingkan spesies Homo erectus dan Homo sapiens.
Homo floresiensis ditemukan di daerah Liang Bua, Pulau Flores pada tahun 2001. Usia kerangka manusia purba yang ditemukan pada saat itu diperkirakan sekitar 95.000 hingga 15.000 tahun lalu.
7. Homo Wajakensis
Selain itu, ditemukan juga manusia purba Homo wajakensis di daerah Tulungagung, Jawa Timur.
Fosil ini ditemukan oleh E. Dubois. Homo wajakensis termasuk bangsa Australoid karena memiliki kemiripan dengan penduduk asli Benua Australia di masa sekarang.
8. Homo Sapiens
Homo sapiens atau yang bisa diartikan sebagai manusia cerdas memiliki ciri-ciri menyerupai manusia yang hidup di zaman sekarang.
Beberapa ciri utama dari Homo sapiens adalah memiliki volume otak sebesar 1.000 cc – 1.200 cc, memiliki tinggi badan mencapai 135-215 m, otot tengkuk serta alat kunyah yang mulai menyusut, muka tidak menonjol kedepan, serta memiliki dagu dan tulang rahang yang tidak terlalu kuat
Itu dia delapan jenis manusia purba di Indonesia. Ada banyak sekali ternyata, bukan?
Baca Juga : Pengertian Fosil