Pengertian dan Keutamaan Hari Tasyrik – Sebagai umat Muslim, Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah hari Tasyrik.
Istilah ini mulai sering terdengar setelah hari raya Idul Adha. Lalu, apa itu pengertian hari Tasyrik dan apa keutamaannya? Simak penjelasannya di bawah.
Pengertian Hari Tasyrik
Secara umum, hari Tasyrik adalah larangan berpuasa bagi umat Muslim di tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijjah.
Pada tanggal tersebut, jemaah haji yang berada di tanah suci melaksanakan ibadah lempar Jumrah, sementara umat Muslim lainnya menyembelih Qurban di tempat tinggalnya masing-masing.
Rasullullah S.A.W bersabda bahwa, “Sesungguhnya pada hari itu (hari Tasyrik) adalah hari makan, minum, dan mengingat Allah (dzikrullah).” Oleh karena itu, Syari’at tidak memperbolehkan seseorang untuk berpuasa pada hari Tasyrik karena hari tersebut dianggap sebagai hari untuk menikmati berbagai hidangan dan berbahagia bagi umat Muslim yang sedang berada dalam nuansa Idul Adha.
Sementara itu, Nubaisyah Al Huzali mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu bersabda mengenai hari Tasyrik, yang mana bunyinya adalah, “Hari-hari Tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim No. 1141).
Imam Nawawi Rahimahulah mengungkapkan bahwa, “Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tersebut disebut Tasyrik karena Tasyrik memiliki arti mendendeng atau menjemur daging Qurban di terik matahari. Dalam hadis disebutkan bahwa hari Tasyrik merupakan hari untuk memperbanyak dzikir, yaitu takbir dan lainnya.” Ketika itu, mendendeng daging dilakukan dengan tujuan untuk mengawetkan daging Qurban agar bisa dimakan di lain waktu.
Madzhab Syafi’I memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai hari Tasyrik. Beliau mengatakan, “Hari Tasyrik adalah hari makan dan minum. Dengan kata lain, puasa tidak diperbolehkan di hari-hari tersebut.” Pendapat lain mengungkapkan bahwa Tasyrik artinya adalah “Syuruk”. Dalam bahasa Indonesia, kata itu berarti terbit. Ketika zaman tersebut, kaum Muslim menyembelih Qurban pada waktu matahari terbit. (Baca Juga : Pengertian Qurban)
Meskipun hadis mengharamkan seorang Muslim untuk berpuasa pada hari Tasyrik, namun terdapat pengecualian bagi jemaah haji yang tidak bisa membayar denda ketika haji dan memilih untuk mengganti denda tersebut dengan puasa selama 3 hari perjalanan haji.
Keutamaan Hari Tasyrik
Ketika hari Tasyrik, ada sebagian besar umat Muslim yang sedang menjalankan rangkaian ibadah ahji seperti bermalam di Mina dan melempar Jumrah ketika keesokan harinya. Oleh karena itu, keutamaan dari hari Tasyrik adalah denga banyak berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang tercantum di Q.S. Al-Baqarah : 203. Bunyinya adalah sebagai berikut.
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) akan Allah (yakni dengan mengucap takbir selama menunaikan haji) dalam beberapa hari tertentu (yakni di hari-hari Tasyrik). Barangsiapa ingin segera berangkat (meninggalkan Mina) pada hari yang kedua, maka ia tidaklah berdosa.
Sementara itu, barangsiapa yang menangguhkan (menunda keberangkatannya dari dua hari tersebut), maka tiada dosa pula baginya, bagi orang yang bertaqwa.”
Beberapa dzikir yang diperintahkan oleh Allah pada hari Tasyrik adalah sebagai berikut.
- Berdzikir kepada Allah dengan cara bertakbir setelah selesai melakukan salat wajib. Hal ini dilakukan hingga akhir hari Tasyrik, sesuai dengan pendapat Umar, Ali, Ibnu Abbas, dan sebagian besar ulama.
- Membaca tasmiyah (bismillah) dan takbir ketika melakukan penyembelihan Qurban. Penyembelihan Qurban diakhiri pada hari Tasyrik (13 Dzulhijah). Beberapa ulama seperti Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, dan Imam alik berpendapat bahwa penyembelihan Qurban hanya boleh dilakukan selama hari Idul Adha, dan dua hari Tasyrik (11 dan 12 Dzulhijah)
- Berdzikir dengan membaca basmallah dan mengakhiri dengan hamdalah ketika memulai makan dan minum
- Berdzikir bagi umat yang berhaji adalah dengan melempar Jumroh ketika hari Tasyrik.
- Berdzikir mutlak diperbanyak ketika hari-hari Tasyrik, yang mana dapat dilakukan dengan bertakbir hingga Mina dipenuhi dengan suara takbir.
Sementara itu, hadis dari H.R. Abu Daud 1765 dan Ibnu Khuzaimah 2866 juga menyebutkan bahwa, “Hal yang paling agung di sisi Allah adalah hari Qurban (Idul Adha), kemudian hari Qarr (Tasyrik).”
Hari Tasyrik juga disebutkan sebagai salah satu hari ‘id umat Muslim sesuai dengan yang tecantum pada salah satu hadis. Bunyinya adalah,” Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari-hari Tasyrik adalah ‘id kaum muslimin. Hari tersebut (Idul Adha dan hari Tasyrik) adalah hari menyantap makan dan minum.”
Baca Juga :
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mana hari Tasyrik adalah ketika umat Muslim menikmati makanan. Hal ini tertuang dalam sabdanya, “ Hari-hari Taysrik adalah hari menikmati makanan dan minuman.”
Itu dia pengertian dan keutamaan hari Tasyrik. Bagaimana, sekarang Anda sudah lebih memahami apa yang harus Anda lakukan dan tidak boleh Anda lakukan ketika hari Tasyrik tiba, bukan?