Pengertian Modal Sosial : Komponen, Fungsi Dan Jenis Modal Sosial – Modal sosial adalah sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam bentuk norma-norma atau nilai-nilai yang memfasilitasi dan membangun kerja sama melalui jaringan interaksi dan komunikasi yang harmonis dan sangat kondusif.

Modal sosial memberikan kekuatan atau daya dalam beberapa kondisi sosial dalam sebuah masyarakat.
Modal sosial dalam bentuk kewajiban sosial yang diinstitusionalisasikan dalam kehidupan bersama, peran, wewenang, tanggung-jawab, sistem penghargaan dan keterikatan lainnya yang menghasilkan sebuah tindakan kolektif.
Modal sosial sebagai hubungan yang terbentuk dari norma sosial yang menjadi perekat sosial, ialah terciptanya sebuah kesatuan dalam anggota kelompok secara bersama.
Modal sosial timbul dari berbagai interaksi antara orang-orang dalam sebuah komunitas.
Pengukuran modal sosial bisa dilihat dari berbagai interaksi baik indiviual maupun institusional, seperti terwujudnya atau terpeliharanya kepercayaan antar sesama warga masyarakat.
Baca Juga :
Dibawah ini beberapa pengertian modal sosial dari dua sumber buku:
- Menurut Coleman (1999), modal sosial ialah kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, demi menjadi tujuan bersama, di berbagai kelompok dan organisasi.
- Menurut Burt (1992), modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk berasosiasi, berhubungan antara satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan penting dalam ekonomi maupun aspek eksistensi sosial lainnya.
Unsur dan Komponen Modal Sosial
ada tiga unsur, komponen, sumber daya, dan elemen penting dalam sebuah modal sosial yaitu kepercayaan, nilai dan norma dan jaringan. Penjelasan dari ketiga komponen modal sosial tersebut adalah sebagai berikut:
- Kepercayaan (Trust)
Dan kepercayaan itu memliki fungsi yaitu untuk mereduksi atau meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktivitas tertentu.
Kepercayaan biasanya terikat bukan karena risiko, namun karena berbagai kemungkinan.
Kepercayaan memperbesar pada kemampuan manusia untuk bekerjasama bukan didasarkan oleh kalkulasi rasional kognitif, tapi melalui sebuah pertimbangan dari sebuah ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan secara parsial yang akan mengecewakan.
Kerjasama tidak akan terjalin kalau tidak didasarkan atas adanya saling percaya di antara sesama pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian (Damsar, 2009:202). Baca : Pengertian Toleransi
- Nilai dan Norma (Norms)
Nilai dan norma yaitu merupakan sebuah hal dasar yang terdapat dalam proses interaksi sosial. Nilai dan norma mengacu pada bagaimana seharusnya individu bertindak dalam kehidupan bermasyarakat.
Norma termasuk bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak diciptakan oleh birokrat ataupun pemerintah.
Norma terbentuk dari tradisi, sejarah, tokoh karismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sebuah kelompok masyarakat, didalamnya lalu akan timbul modal sosial secara spontan dalam kerangka menentukantata aturan yang bisa mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan sebuah kelompok (Fukuyama, 1996).
- Jaringan Sosial (networks)
Jaringan ialah ikatan antar simpul orang atau kelompok yang dihubungkan dengan media hubungan sosial yang diikat dengan kepercayaan.
Kepercayaan tersebut dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak.
Jaringan ialah hubungan antar individu yang memiliki makna subjektif yang berhubungan dan dikaitkan sebagai sesuatu sebagai simpul dan ikatan (Damsar, 2009:214).
Jaringan terbentuk oleh daerah yang sama, kesamaan kepercayaan dalam politik atau agama, hubungan genealogis, dan lain sebagainya.
Pembentukan jaringan masyarakat untuk mendapatkan sebuah modal sosial perlu diorganisasikan dalam sebuah institusi dengan perlakuan khusus (Robison, 2011).
Masyarakat yang sehat cenderung mempunyai jaringan-jaringan sosial yang kokoh.
Jaringan hubungan sosial biasanya diwarnai oleh suatu tipologis khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi sebuah kelompok.
Kelompok sosial biasanya terbentuk secara tradisional atas kesamaan garis turun-temurun dan kesamaan kepercayaan pada dimensi kebutuhan cenderung memiliki kohesif tinggi, tetapi rentang jaringan dan juga trust yang terbangun begitu sempit (Mawardi, 2007).
Fungsi Modal Sosial
Modal sosial adalah suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya, memberikan kewenangan untuk setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
Sarana tersebut menghasilkan rasa kebersamaan, kesetiakawanan, dan sekaligus tanggung jawab akan kemajuan bersama nantinya. Modal sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
- Alat untuk menyelesaikan konflik yang ada pada masyarakat.
- Memberikan kontribusi tersendiri bagi terjadinya integrasi sosial.
- Membentuk solidaritas sosial masyarakat dengan pilar kesukarelaan.
- Membangun partisipasi masyarakat.
- Sebagai pilar demokrasi.
- Menjadi alat tawar menawar pemerintah.
Jenis Modal Sosial
Menurut Woolcock (2001), terdapat tiga jenis modal sosial yakni sebagai berikut:
- Social bounding (Perekat Sosial). Social bounding ialah, tipe modal sosial dengan karakteristik adanya ikatan yang sangat kuat (adanya perekat sosial) dalam sebuah sistem kemasyarakatan. Social bounding pada umumnya dalam bentuk nilai, kultur, persepsi, dan sebuah tradisi atau adat-istiadat.
- Social bridging (jembatan sosial). Social bridging adalah suatu ikatan sosial yang timbul sebagai reaksi atas berbagai karakteristik kelompoknya. Social bridging bisa muncul karena adanya berbagai macam kelemahan yang ada di sekitarnya, sehingga mereka memutuskan untuk membangun kekuatan dari kelemahan.
- Social linking (hubungan/jaringan sosial). yaitu hubungan sosial yang dikarakteristikkan dengan adanya hubungan antara beberapa level dari kekuatan sosial ataupun status sosial yang ada pada masyarakat. Misalnya: Hubungan antara elite politik dengan masyarakat umum.