Pengertian Penalaran : Tahapan, dan Cara Penalaran

Diposting pada

Pengertian Penalaran : Tahapan, dan Cara Penalaran – Sesuai dengan kodrat manusia, seluruh orang pasti memiliki rasa ingin tahu.

Pengertian Penalaran : Tahapan, dan Cara Penalaran
Pengertian Penalaran : Tahapan, dan Cara Penalaran

Hasrat ingin tahu dalam diri manusia akan memunculkan beragam pertanyaan. Akibatnya, manusia akan selalu berusaha mencari jawaban atas beragam pertanyaan yang muncul tersebut.

Baca Juga : Pengertian Teks Eksplanasi

Hasrat ingin tahu ini akan terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan baru atau mampu melakukan pemecahan masalah sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut.

Pengertian Penalaran

Penalaran adalah suatu bentuk berpikir terkait sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan ataupun permasalahan yang sedang dihadapi.

Penalaran merupakan proses berpikir yang kerap kali bertolak dari pengamatan indra (empiris) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.

Berdasarkan pengamatan sejenis, maka seringkali dihasilkan atau dibentuk proporsi-proporsi sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar.

Ciri-ciri Penalaran

Berikut ini adalah ciri-ciri penalaran, yaitu:

  • Terdapatnya suatu pola berpikir secara luas yang dikenal sebagai logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir secara logis)
  • Penalaran kerap kali bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah
  • Dalam penalaran, pengetahuan dijadikan sebagai dasar konklusi yaitu premis. Jadi semua premis harus benar. Benar yang dimaksud adalah benar secara formal ataupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan berpikir yang tepat.
  • Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis sesungguhnya merupakan suatu kegiatan berpikir yang didasarkan pada langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Namun, secara detail, penalaran memiliki ciri sebagai berikut.

  • Logis, yaitu penalaran utamanya memiliki unsur logis, yaitu pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sah
  • Analitis, berarti kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
  • Rasional, berarti hal yang sedang dinalarkan merupakan suatu fakta atau kenyataan yang dapat dipikirkan secara mendalam.

Tahap Penalaran

Menurut pendapat John Dewey, proses penalaran manusia umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan berikut, yaitu:

  1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam hal menerangkan hal yang muncul secara tiba-tiba atau mendadak
  2. Kemudian, rasa sulit didefinisikan sebagai bentuk permasalahan
  3. Timbul suatu kemungkinan pemecahan berupa reka-reka, hipotesis, inferensi ataupun teori
  4. Ide pemecahan umumnya akan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan mengumpulkan bukti berupa data
  5. Menguatkan pembuktian tentang ide tersebut dan menyimpulkan melalui berbagai keterangan ataupun percobaan

Metode Penalaran

Berikut ini terdapat berbagai metode penalaran, yaitu metode deduktif, induktif, ataupun gabungan keduanya.

1). Metode deduktif

Metode deduktif merupakan metode berpikir yang merupakan pemaparan hal yang lebih umum terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pemaparan bagian khusus.

Hal ini merupakan suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis.

Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut sebagai silogisme dan terdiri atas beberapa unsur, yaitu dasar pemikiran utama (premis mayor), dasar pemikiran kedua (premis minor), dan kesimpulan.

Contohnya adalah sebagai berikut.

  • Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi
  • Premis minor : Dani adalah siswa kelas X SMA
  • Kesimpulan : Dani wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi

2). Metode induktif

Metode induktif merupakan metode yang digunakan dalam proses pemikiran dengan bertolak dari hal yang bersifat khusus (mengandung bukti dan fakta) untuk menentukan suatu kesimpulan yang bersifat umum.

Paragraf induktif seringkali dikembangkan menjadi beberapa jenis, yaitu paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat, atau akibat sebab.

Dalam penalaran induktif, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan bersifat umum. Contohnya adalah sebagai berikut.

  • Bukti 1 : Logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
  • Bukti 2 : Logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
  • Bukti 3 : Logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
  • Kesimpulan : Semua logam apabila dipanaskan akan memuai

3). Pendekatan ilmiah (gabungan antara metode deduktif dan induktif)

Metode berpikir pendekatan ilmiah merupakan proses penalaran yang merupakan gabungan antara metode deduktif dan induktif.

Dengan pendekatan ilmiah, penalaran kerap kali disertai dengan suatu hipotesis.

Contohnya, apabila seorang siswa yang apabila sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah dengan menggunakan porsi yang cukup banyak, maka siswa tersebut tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak tidak akan cepat lapar.

Baca Juga :

Namun, untuk kasus seperti ini, maka perlu diajukan pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar?

Maka, akan diajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar apabila makanan yang dimakan kurang jumlahnya dan porsinya terkait dengan pemenuhan zat gizi dan energi yagn dihasilkan oleh makanan.

Gambar Gravatar
Semoga dengan adanya blog ilmudasar.id mempermudah siapapun dalam mendapatkan info yang cepat dan akurat..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *