Pengertian Riya’ : Jenis, Hukum dan Ciri Riya’ – Dalam agama Islam, Anda pasti sering mendengar istilah riya. Apakah Anda tau apa itu riya dan bagaimana hukumnya menurut agama Islam?
Berikut pengertian, jenis, hukum dan ciri- ciri dari riya.
Pengertian riya
Kata riya berasal dari Bahasa Arab, yaitu Arriyaa’u yang artinya pamer atau memperlihatkan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa riya adalah kegiatan memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik itu barang maupun perbuatan baik yang telah dilakukan, dengan maksud untuk memperoleh pujian dari orang lain atas hal yang telah dilakukannya.
Dalam hal ini, seseorang yang melakukan riya melakukan amal bukan karena mengharapkan ridha Allah, melainkan karena mencari pujian dari sesama manusia.
Riya ini bisa muncul karena kurangnya iman kepada Allah, serta ketidakjujuran dalam menjalankan agama.
Akibatnya, kebaikan dan ketaatan yang pernah dilakukan selama ini malah tidak bernilai lagi di mata Allah karena perbuatan demikian.
Riya juga disebutkan dalam Q.S. Al-Nisa’ 142, yang berbunyi :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
Sementara itu, imam al-Sadiq juga berkata :
“Riya dengan segala bentuknya setara dengan syirik (menduakan Tuhan); jika seseorang bekerja untuk orang lain, maka ia akan mendapat imbalan dari orang tersebut, dan jika bekerja demi Tuhan, akan mendapat imbalan dari Tuhan.” [Al-Kulaini, al-Kafi, jilid 2, hal. 402]
Imam al-Sadiq juga mengungkapkan bahwa riya dan musyrik adalah hal yang berkaitan, yang mana ungkapnya,
“Jika seseorang melakukan perbuatan baik bukan demi mendapatkan pahala dari Tuhan, tetapi hanya karena ingin dianggap saleh oleh orang lain dan ingin orang lain mengetahui perbuatan baiknya itu (hal itu akan membuatnya menjadi) musyrik, karena ia menduakan Tuhan.”
Jenis-jenis riya
Terdapat dua jenis riya, yaitu ;
- Riya dalam niat
Meskipun Anda tidak menunjukan amal Anda kepada orang lain untuk memperoleh pujian, Anda masih mungkin dianggap melakukan riya.
Riya dalam niat berarti Anda mempunyai niat untuk mendapatkan pujian dari orang lain sebelum melakukan suatu amal.
Jika niat Anda murni untuk melakukan amal, maka amal tersebut akan memiliki nilai yang baik di mata Allah, negitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu, milikilah niat yang baik ketika melakukan amal dan Allah akan memberikan pahala yang sebanding dengan amal yang Anda lakukan.
- Riya dalam perbuatan
Riya dalam perbuatan berarti pelaksanaan amal dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau takut dianggap remeh oleh orang lain.
Contohnya adalah seseorang yang melaksanakan shalat dengan rajin dan khusuk karena takut mendapatkan teguran dari orang lain atau karena ingin diberikan pujian.
Hukum riya
Apabila Anda melakukan riya, maka akan terdapat hukum yang akan diberikan kepada Anda. Hukum ini bisa berupa :
- Melakukan dosa yang besar karena riya merupakan bagian dari perbuatan syirik
- Terjerumus dalam bahaya kafir karena riya berhubungan erat dengan sikap kafir
- Menghapus pahala amal baik, sesuai dengan yang dijelaskan pada Q.S. Al-Baqarah ayat 262:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَآ أَنفَقُوا۟ مَنًّا وَلَآ أَذًى ۙ لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
Ciri-ciri riya
Imam al-Sadiq mengungkapkan bahwa Amirulmukminin Ali bin Abi Talib berkata:
“Ada tiga ciri-ciri jelas bagi orang riya: ia memperlihatkan kegembiraan dan keceriaan ketika ia disapa orang; ia menjadi murung dan cemberut ketika sendirian; dan berharap mendapatkan pujian untuk segala yang dilakukannya.”
Riya ini bisa menimbulkan berbagai bahaya, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Terhadap diri sendiri, riya bisa menyebabkan munculnya ketidakpuasan seseorang terhadap apa yang dilakukannya, timbulnya rasa hampa dan gelisah ketika berbuat suatu amal, menyesal melakukan suatu amal atau kebaikan ketika orang lain tidak mengetahui perbuatannya, merasa terganggu jiwanya karena munculnya keluhan atas segala perbuatan yang dilakukannya.
Sementara itu, mungkin juga riya menyebabkan bahaya bagi orang lain ketika keinginan seseorang tidak tercapai, yang mana membuat seseorang menjadi marah dan mengungkit-ungkit perbuatan amalnya kepada orang lain.
Baca Juga :
Itu dia pengertian, jenis, hukum dan ciri riya. Apabila Anda ingin menghindarkan diri dari riya, maka Anda dapat melatih diri untuk beramal secara iklhas tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain, mengendalikan diri agar tidak merasa bangga secara berlebihan ketika seseorang memuji Anda atas amal baik yang Anda lakukan, menahan diri agar tidak merasa emosi ketika orang lain merendahkan atau berpikiran buruk terhadap perbuatan baik yang Anda lakukan, tidak memuji seseorang secara berlebihan karena dapat memicu niat riya dari orang yang bersangkutan, serta melatih diri untuk bersedekah tanpa dilihat oleh orang lain.