Pengertian Wacana : Jenis, Bentuk, dan Contoh Wacana – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berikut adalan pengertian wacana, yaitu:
- Komunikasi verbal: percakapan
- Keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan
- Satuan Bahasa terlengkap yang diwujudkan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah
- Kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis, kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat
- Pertukaran ide secara verbal
Selain itu, terdapat pula berbagai definisi dan pendapat menurut para ahli Bahasa mengenai wacana, antara lain oleh J.S. Badudu (2000) yang menyatakan bahwa wacana merupakan sederetan kalimat yang berkaitan dengan dan yang menghubungkan antara proporsi yang satu dengan proporsi yang lain, hingga membentuk satu kesatuan dan terbentuklah suatu makna serasi di antara kalimat-kalimat.
Kemudian, wacana juga dapat diambil kesimpulan merupakan suatu kesatuan Bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau bahkan terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi dan berkesinambungan. Wacana juga memiliki awal dan akhir yang factual dan seringkali disampaikan secara lisan dan tertulis.
Maka, dapat dinyatakan bahwa wacana merupakan pernyataan atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan atau tertulis, dan memiliki hubungan makna, serta saling terkait dengan konteks.
Oleh karena itu, seluruh bentuk pernyataan yang disampaikan melalui bermacam-macam media dan memiliki makna & konteks, maka dapat dianggap sebagai suatu wacana.
Baca Juga : Pengertian Hambatan Komunikasi Statis
Jenis Wacana
Berdasarkan saluran komunikasinya, wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan bercirikan memiliki penuturan dan mitra tutur, Bahasa yang dituturkan, dan ahli tutur yang menandai giliran bicara. Adapun, wacana tulis ditandai dengan adanya penulis dan pembaca, Bahasa yang dituliskan, dan penerapan sistem ejaan.
Bentuk Wacana
Berdasarkan cara pemaparannya, wacana dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
1). Wacana Narasi
Wacana narasi adalah suatu jenis wacana yang menceritakan atau mengisahkan suatu persitiwa secara berurutan kejadiannya. Wacana ini hanya bertujuan untuk menceritakan sesuatu kejadian yang telah disaksikan atau bahkan dialami oleh seorang penulsnya, bukan bermaksud untuk mempengaruhi seseorang. Narasi ini seringkali bersifat factual.
Contoh wacana narasi adalah biografi atau autobiografi, sedangkan narasi yang bersifat fiksi juga kerap kali muncul yaitu cerpen atau novel.
2). Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi merupakan wacana yang menggambarkan sesuatu secara jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan untuk melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, membaca, atau bahkan merasakan hal yang dideskripsikan.
Oleh sebab itu, deskripsi yang baik adlah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana di pasar, dan lainnya. Dalam rangka menulis wacana deskripsi, perlu diperhatikan langkah berikut, yaitu:
- Menentukan topik karangan deskripsi
- Merumuskan tujuan mengarang deskripsi
- Mencari, mengumpulkan, atau memilih bahan
- Membuat kerangka karangan
- Mengembangkan karangan
- Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi merupakan suatu wacana yang bertujuan mempengaruhi pembaca agar dapat menerima ide, pendapat, atau pernyataan yang dikemukakan oleh penulisnya.
Dalam rangka memperkuat ide atau pendapatnya, penulis wacana akan menyertakan data-data pendukungnya. Hal ini bertujuan agar pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam wacana argumentasi, dapat ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenal, yaitu:
- Terdapat pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya
- Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung
- Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan
Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana argumentasi dapat diperoleh dari wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan studi pustaka. Namun, pada akhir paragraf atau wacana, perlu diajukan suatu kesimpulan. Tujuan dari pembuatan wacana argumentasi adalah melontarkan pandangan/pendirian, mendorong atau mencegah, megnubah tingkah laku pembaca, dan menarik simpati. Contoh dari wacana argumentasi adalah karya tulis dan laporan penelitian ilmiah
3). Wacana Persuasi
Wacana persuasi adalah wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, umumnya akan disertai penjelasan atau fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.
Pendekatan yang dipakai dalam wacana persuasi merupakan pendekatan emosional yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Contoh wacana persuasi adalah propaganda kelompok/golongan, kampanye, iklan dalam media masaa, selebaran.
Namun, menurut Leech, klasifikasi wacana berdasarkan fungsi Bahasa yaitu:
- Wacana ekspresif, apabila wacana bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi
- Wacana fatis, apabila wacana bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi
- Wacana informasional, bila wacana bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa
- Wacana estetik, bila wacana berasal dari pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu
- Wacana direktif, bila wacana diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca seperti khotbah
Contoh Wacana
“Dijual. Butuh uang tunai segera. Sebuah rumah tua, luas tanah 1500 meter persegi dan luas bangunan 200 meter persegi. Peminat yang serius harap hubungi kami. Kami tidak punya waktu untuk melayani perantara”.
Kalimat tersebut termasuk wacana karena semua kalimat akan membentuk satu kesatuan untuk menunjang suatu tema yang utuh, dimana tema ini bersifat informatif dan komunikatif.
Baca Juga : Teori Komunikasi Dalam Periklanan