Cara Budidaya Tanaman Timun Suri – Timun suri merupakan tanaman yang tergolong dalam jenis labu-labuan. Pada umumnya, buah ini merupakan buah yang sering ditemukan pada bulan puasa dan dapat diolah sebagai minuman segar.
Namun, timun suri bukanlah jenis tanaman musiman dan merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dibudidayakan dikarenakan peminatnya yang banyak dan manfaatnya yang sangat luar biasa bagi tubuh.
Beberapa manfaat timun suri tersebut diantaranya adalah menutrisi kulit, salah satu sumber energi terbaik bagi tubuh, mencegah penyakit kanker, melancarkan sistem pencernaan, dan lainnya.
Sebelum memutuskan untuk melakukan budidaya timun suri, terdapat beberapa hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
Syarat Tumbuh
Timun suri merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada iklim tropis maupun sub tropis. Namun, timun suri mampu tumbuh secara optimal dengan suhu 21°C hingga 27°C dengan curah hujan sedang.
Selain suhu, keadaan tanah juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Timun suri dapat tumbuh dengan baik pada area budidaya yang gembur, kaya akan unsur hara dan humus, dan mampu menyerap air dengan baik, serta memiliki pH berkisar antara 5.5 hingga 7.
Persiapan Area Penanaman
Pengolahan area budidaya timun suri dapat dilakukan dengan membersihkan area budidaya tersebut dari tanaman liar dan menggemburkannya terlebih dahulu.
Apabila tanah pada area budidaya tidak mencukupi pH 5.5, tambahkan kapur pertanian untuk menetralkannya. Sebelum melakukan pembuatan bedengan, ada baiknya untuk memberikan pupuk dasar dengan menaburkan pupuk kompos atau pupuk kandang.
Penanaman tersebut dapat ditata dengan pembuatan bedengan selebar 80 cm hingga 90 cm dimana ukuran panjang bedengan dapat disesuaikan. Jagalah agar sirkulasi air pada area budidaya timun suri dengan melakukan pembuatan drainase di tengah bedengan selebar 40 hingga 50 cm.
Agar timun suri dapat tumbuh dengan baik, berlakukan jarak antar tanaman selebar 70 hingga 80 cm.
Persiapan Bibit dan Penanaman
Budidaya timun suri merupakan salah satu budidaya yang tergolong praktis karena penanaman dapat dilakukan tanpa penyemaian bibit. Namun, sebelum penanaman dilakukan, pilihlah bibit yang berasal dari indukan yang berkualitas atau membeli bibit di toko pertanian.
Pemilihan bibit yang berkualitas berasal dari indukan yang sudah tua dengan mengambil bijinya.
Biji tersebut diseleksi dengan cara merendamnya dalam air, lalu pilihlah biji yang tenggelam secara sempurna dan rendamlah biji tersebut dalam air hangat selama satu jam.
Agar kecambah mampu tumbuh dengan baik, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah mencelupkan biji pada larutan fungisida lalu keringkan bibit tersebut.
Untuk mencegah gangguan serangga, bibit yang telah dikeringkan lalu dicelupkan pada larutan insektisida sebelum ditanam pada area budidaya.
Setelah persiapan bibit sudah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman bibit dimana bibit ditanam sebanyak dua buah pada lubang yang telah disediakan pada bedengan.
Perawatan dan Pemeliharaan
Setelah melakukan pengolahan area budidaya dan penanaman timun suri, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah perawatan dan pemeliharaan budidaya timun suri dengan melakukan penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan lanjutan, dan pemberantasan hama dan penyakit yang dapat menyerang budidaya timun suri.
Penyiraman timun suri dapat dilakukan sesuai dengan keadaan budidaya. Setelah tanaman tersebut berumur tujuh hari, lakukanlah penyiangan sekaligus penyulaman yang berguna untuk menghambat pertumbuhan hama dan mengganti tanaman yang mati.
Pemupukan lanjutan diberikan setelah tanaman berumur sepuluh hari terhitung masa tanam. Pemberian pupuk selanjutnya dapat dilakukan selang satu minggu berikutnya sebanyak lima kali dengan memberikan pupuk NPK.
Hama dan Penyakit Timun Suri
Hama dan penyakit merupakan musuh ketika melakukan budidaya timun suri. Untuk itu, dalam menanggulangi hal tersebut, dibutuhkan pengetahuan mengenai hama dan penyakit yang dapat menyerang timun suri.
Beberapa diantaranya adalah jangkrik, penggerek daun, grayak, ulat tanah, lalat buah, kutu kebul, kumbang daun, dan lainnya. Dalam pemberantasan jenis hama yang menyerang budidaya timun suri, dapat dilakukan penyemprotan prevaton, akarisida, regent, dan insektisida.
Sementara itu, penyakit yang sering mengkhawatirkan budidaya timun suri pada umumnya adalah rebah semai, layu fusarium, layu bakteri, antraknosa, embun tepung, dan lainnya. Untuk menanggulangi masalah ini, hal yang dapat dilakukan adalah melakukan penyemprotan fungisida, bakterisida, atau melakukan rotasi tanam.
Pemanenan
Budidaya timun suri dapat dipanen apabila telah berumur 60 hingga 70 hari terhitung masa tanam. Pemanenan dapat dilakukan pada tanaman yang sudah menunjukkan perubahan ciri-ciri fisiknya seperti tangkai telah terlepas dari buah dan warna buah sudah berubah.
Dalam satu musim budidaya, timun suri dapat dipanen sebanyak 10 hingga 15 kali. Namun, hal tersebut sangat bergantung pada kualitas budidaya itu sendiri.