Pengertian dan Definisi Revolusi Hijau

Diposting pada

Pengertian dan Definisi Revolusi Hijau – Ilmu pengetahuan berkembang pesat di negara manapun. Selama negara tersebut merdeka, dan memiliki tempat untuk belajar mengajar. Maka ilmu pengetahuan akan tersebar. Salah satunya di Indonesia.

Negara agraris yang kaya akan berbagai hal tentu mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membantu berbagai bidang di Indonesia, salah satunya adalah bagian industri pertanian.

Salah satu perkembangannya adalah Revolusi hijau. Mungkin beberapa dari anda mengingatnya sebagai pelajaran sekolah saja, namun revolusi hijau ini sempat diterapkan dan memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.

Lalu, apa itu revolusi hijau ? mungkin beberapa dari anda masih belum tahu apa itu revolusi hijau. Berikut ulasannya

Definisi Revolusi Hijau

Bagi beberapa orang definisi dari revolusi hijau adalah sebutan atau istilah tidak resmi yang digunakan untuk menggambarkan perubahan fundamental dalam penggunaan teknologi dalam budidaya pertanian, dimulai sejak tahun 1950 sampai dengan 1980an. Dan banyak negara berkembang terutama Asia yang menggunakan istilah ini.

Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi hijau menurut pengertian adalah usaha pengembangan teknologi bidang pertanian dan industri pertanian untuk meningkatkan produksi pangan lebih baik.

mengubah dari pertanian tradisional menjadi modern dan lebih maju, sehingga memudahkan para petani namun tetap menghasilkan yang terbaik. Bahkan lebih baik lagi.

Revolusi hijau dilakukan di berbagai negara berkembang di Asia termasuk kedalam indonesia. Dalam Revolusi hijau sendiri ada 4 pilar yang harus diingat seperti :

  1. Pemakaian pupuk kimia secara optimal untuk membantu petani
  2. Penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu tanaman atau disebut OPT
  3. Penyediaan air untuk pertanian melalui saluran atau sistem irigasi
  4. Terakhir penggunaan varietas unggul untuk bahan tanam yang berkualitas

Melalui teknologi yang lebih modern hasil tanaman pangan tentu lebih banyak dan berlipat ganda, tidak adanya kekurangan atau impor bahan makanan menjadi tolak ukur keberhasilan revolusi hijau saat itu.

Revolusi hijau di Indonesia

Lantas, seperti apa revolusi hijau di negara kita. Beberapa sistem diterapkan seperti ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi merupakan peluasan areal ahan.

Karena terbatasnya lahan pertanian, maka pada jaman tersebut diperluas. Sedangkan intensifikasi dilakukan sesuai panca usaha tani atau lima usaha tani yang sudah dibuat, yaitu :

  1. Pengaturan irigasi
  2. Pemupukan
  3. Teknik pengolahan lahan pertanian
  4. Penggunaan bibit unggul
  5. Terakhir pemberantasan hama

Panca usaha tani memang tidak terlalu jauh berbeda dengan 4 pilar pertanian pada revolusi hijau yang sudah dibentuk.

Dampak positif

Adapun dampak-dampak yang dihasilkan oleh sistem yang dilakukan hanya sampai 1980an ini adalah positif dan negatif.

Dampak positif yang ada tentu adanya produksi meningkat bahkan berlebih sehingga pemenuhan pangan pada negara Indonesia sangat cukup.

Bahkan negara dapat melakukan swasembada dan meningkatkan ekspor beras ke berbagai wilayah. Selain itu harga menjadi terkendali dan tidaklah mahal.

Dampat negatif

Adanya pemberhentian sistem karena selain sisi positif muncul sisi negatif yang mulai terasa lambat laun, seperti :

  1. Adanya penggunaan pestisida seperti panca usaha tani, justru membuat beberapa hama menjadi kebal dan memunculkan hama baru
  2. Sistem sangat berlawanan terhadap ekologi dan mengacak sistem atau rantai makanan alami yang ada di alam
  3. Penurunan keanekaragaman hayati, termasuk kurangnya macam-macam pangan sehingga hanya terfokus pada satu bahan pangan.
  4. Penggunaan pupuk yang terus menerus menyebabkan tanaman ketergantungan dengan pupuk, begitupun tanah yang digunakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *