Jaminan Keuangan dan Harga Transfer

Diposting pada
Jaminan Keuangan dan Harga Transfer
Jaminan Keuangan dan Harga Transfer

Definisi Jaminan adalah asumsi komitmen untuk membayar atau melaksanakan kontrak oleh penjamin kepada entitas yang dijamin jika obligor atau debitur gagal memenuhi komitmen kontraktualnya.

Selain itu, jaminan juga mengurangi risiko kredit atau kinerja kontrak obligor/debitur dan menciptakan kewajiban kontinjensi bagi penjamin. Sehubungan dengan penanggungan risiko tersebut, penjamin meminta kompensasi dari obligor/debitur sebagai “biaya penjaminan”.

Berikut Penjelasan dari Kantor Konsultan Pajak Terbaik di Jakarta Indonesia  Jenis-jenis Jaminan Keuangan Antara Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Penciptaan suatu jaminan antara entitas-entitas dalam kelompok ekonomi yang sama akan dianggap sebagai suatu transaksi yang termasuk dalam cakupan penerapan peraturan-peraturan penetapan harga transfer, dan dengan demikian, kondisi-kondisi yang diperjanjikan haruslah sama dengan kondisi-kondisi yang diperjanjikan antara pihak-pihak ketiga yang independen guna memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm’s length principle).

Penentuan Nilai Pasar Untuk menentukan nilai pasar transaksi-transaksi jaminan, metodologi-metodologi konvensional yang biasa digunakan di bidang penetapan harga transfer dapat diterapkan.

Berdasarkan pengalaman kami, ketika menerapkan metodologi ini, pertama-tama kami harus mengidentifikasi keberadaan pembanding internal dan, jika tidak tersedia, kami akan menggunakan pembanding eksternal seperti basis data khusus atau referensi pasar yang disediakan oleh badan-badan publik, dan sebagainya.

Selain itu, pedoman OECD menjelaskan beberapa pendekatan dalam menentukan nilai pasar untuk situasi dimana pembayaran jaminan dianggap tepat. Ini termasuk: Metode Harga Tidak Terkendali yang Dapat Dibandingkan (CUP):

Metode ini dapat digunakan ketika ada pembanding eksternal atau internal. Meskipun dapat menghasilkan perbandingan langsung, kemungkinan untuk menemukan pembanding yang sebanding adalah rendah.

Sebaliknya, ada instrumen keuangan yang dapat digunakan sebagai proksi untuk menentukan harga transaksi ini, misalnya, letter of credit, jaminan bank, obligasi jaminan (mirip dengan tingkat jaminan), kontrak jaminan, dan tingkat jaminan atas kinerja yang sesuai di pasar lokal.

1. Pendekatan Hasil: Pendekatan ini menghitung keuntungan yang diperoleh pihak terjamin dari jaminan dalam bentuk suku bunga yang lebih rendah. Metode ini menghitung spread antara suku bunga yang harus dibayar oleh peminjam tanpa jaminan dan suku bunga yang harus dibayarkan dengan jaminan. Pertama, tentukan suku bunga yang harus dibayarkan oleh peminjam berdasarkan kemampuannya sendiri, dengan mempertimbangkan dampak dari dukungan implisit karena keanggotaannya dalam kelompok ekonomi, kemudian tentukan suku bunga yang harus dibayarkan dengan manfaat jaminan eksplisit.

Spread dapat digunakan untuk mengukur keuntungan yang diperoleh peminjam sebagai hasil dari jaminan tersebut. Hasil analisis ini menetapkan tingkat jaminan maksimum yang bersedia dibayar oleh penerima jaminan.

Perlu dicatat bahwa pendekatan ini sering digunakan untuk menentukan harga jaminan keuangan karena kesederhanaan dan transparansi. Pendekatan Biaya: Metode ini bertujuan untuk mengukur risiko tambahan yang ditanggung oleh penjamin dengan memperkirakan kerugian yang diharapkan yang ditanggung oleh penjamin dalam memberikan jaminan (kerugian jika terjadi wanprestasi).

Sebagai alternatif, biaya yang diharapkan dapat ditentukan berdasarkan modal yang dibutuhkan untuk menanggung risiko yang diasumsikan oleh penjamin. Model yang paling banyak digunakan untuk penentuan harga pasar dalam pendekatan ini didasarkan pada premis bahwa agunan keuangan setara dengan instrumen keuangan lain dan menentukan harga alternatif, misalnya dengan memperlakukan agunan tersebut sebagai opsi jual (put option) atau CDS.

Dalam hal ini, data spread CDS yang tersedia untuk umum dapat digunakan untuk memperkirakan risiko gagal bayar yang terkait dengan pinjaman dan, akibatnya, biaya agunan. Pendekatan ini menetapkan biaya minimum yang harus diterima oleh penjamin.

2. Pendekatan Penilaian Kerugian yang Diharapkan (Expected Loss): Pendekatan ini mengestimasi nilai jaminan berdasarkan perhitungan kemungkinan gagal bayar dan menyesuaikan dengan tingkat pemulihan yang diharapkan jika terjadi gagal bayar. Hal ini kemudian akan diterapkan pada jumlah nominal yang dijamin untuk mendapatkan biaya penyediaan jaminan.

Contoh: metode probabilistik, Value at Risk. Metode Dukungan Modal: Penerapannya sesuai jika perbedaan antara profil risiko penjamin dan peminjam dapat diatasi dengan menempatkan lebih banyak modal pada neraca peminjam. Pertama-tama, peringkat kredit peminjam dengan agunan harus ditentukan, dan kemudian jumlah pokok nosional tambahan yang diperlukan oleh peminjam untuk mencapai peringkat kredit penjamin.

Gambar Gravatar
Semoga dengan adanya blog ilmudasar.id mempermudah siapapun dalam mendapatkan info yang cepat dan akurat..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *