Sejarah Konferensi Meja Bundar Dan Asal Usul Konferensi Meja Bundar – Seperti kita ketahui bersama bahwa sejarah di Indonesia sangat jarang orang yang mengetahuinya.
Memang pada saat sekolah sudah di berikan pelajaran tentang sejarah, akan tetapi kadang kala ada juga yang tidak mengingatnya. Maka dari itu dengan perkembangan zaman dan tekhnologi, kita sudah dapat mengetahui tentang sejarah melalui internet.
Kali ini akan kita bahas mengenai sejarah dan juga asal usul Konferensi Meja Bundar. Bagi kalian yang belum mengetahui apa itu Konferensi Meja Bundar?
Baca Juga : Ciri-ciri Manusia Purba
Konferensi Meja Bundar atau juga bisa disebut KMB yaitu sebuah pertemuan yang dilakukan di Den Haag, Belanda. Dan pelaksanaan tersebut dimulai dari tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 perwakilan Republik Indonesia, Belanda, serta BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang menjadi wakil di berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.
Sebenarnya Indonesia dan Belanda sebelum konferensi ini berlangsung, telah melakukan tiga perjanjian besar, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Dan konferensi ini diakhiri dengan setujunya Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
Lalu apa sebenarnya yang menjadi latar belakang terjadinya Konferensi Meja Bundar?
Dengan adanya usaha untuk menggagalkan kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan dan diakhiri dengan kegagalan. Maka dari itu dunia international mengutuk perbuatan Belanda tersebut.
Dan kemudian Belanda dan Indonesia mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, yaitu dengan melalui perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville. (Baca Juga : Pengertian Diplomasi)
Dewan Keamanan (PBB) Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 28 Januari 1949, meloloskan sebuah resolusi yang mengecam serangan militer yang telah dilakukan oleh Belanda terhadap tentara Republik di Indonesia dan menuntut untuk dipulihkannya pemerintahan Republik Indonesia.
Kemudian diaturlah kelanjutan perundingan untuk menemukan sebuah solusi damai antara dua belah pihak. Perwakilan Republik Indonesia dibentuk Pada tanggal 11 Agustus 1949 guna menghadapi Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Lalu tujuan diadakannya Konferensi Meja Bundar yaitu :
- Untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda maka dari itu dilakukan perjanjian ini, yaitu dengan cara melaksanakan perjanjian-perjanjian yang sudah dibuat antara Republik Indonesia dengan Belanda. Khususnya tentang pembentukan Negara Indonesia Serikat.
- Dengan tercapainya kesepakatan Meja Bundar, maka dari itu Indonesia telah diakui sebagai negara yang berdaulat penuh oleh Belanda, meskipun tanpa Irian Barat.
Pelaksanaan Konferensi Meja Bundar yang bertempat di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949, Indonesia diwakili oleh beberapa orang diantaranya adalah :
- Hatta (ketua)
- Moh. Roem
- Prof Dr. Mr. Supomo
- J. Leitnena
- Ali Sastroamicijojo
- Djuanda
- Sukiman
- Suyono Hadinoto
- Sumitro Djojohadikusumo
- Abdul Karim Pringgodigdo
- Kolonel T.B. Simatupang
- Muwardi
Sultan Hamid II dari Pontianak menjadi pemimpin dari perwakilan BFO. Dan perwakilan Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen dan Chritchley mewakili UNCI.
Isi dari Konferensi Meja Bundar :
- Belanda telah mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai Negara yang merdeka.
- Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama yaitu dalam waktu setahun, setelah pengakuan kedaulatan.
- Terbentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk bekerja sama dengan status sukarela dan sederajat.
- Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak-hak konsesi beserta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
- Republik indonesia Serikat harus membayar semua hutang Belanda dari tahun 1942.
Sementara itu, telah dilakukan pengesahan dan tanda tangan bersama piagam persetujuan Konstitusi Republik Indonesia Serikat pada tanggal 29 Oktober 1949 yaitu antara Republik Indonesia dan BFO.
Selain itu hasil keputusan Konferensi Meja Bundar disampaikan kepada Komite Nasional indonesia Pusat atau KNIP. Yang kemudian KNIP melakukan sidang dari tanggal 6 sampai dengan 14 Desember 1949 guna membahas hasil dari KMB.
Pembahasan tersebut dilakukan dengan cara pemungutan suara dari para peserta, dan kemudian hasil akhir yang dicapainya yaitu sekitar 226 suara setuju, 62 suara menolak, serta 31 suara meninggalkan ruang sidang. Maka dengan itu, KNIP resmi menerima hasil KMB.
Lalu kemudian diadakan pemilihan Presiden Republik Indonesia Serikat(RIS) pada tanggal 15 Desember 1949 dengan caIon tunggal yaitu Ir. Soekarno yang pada akhirnya terpilih sebagai presiden.
Pelaksanaan pelantikan dan diambil sumpahnya Ir. Soekarno pada tanggal 17 Desember 1949. Dan Kabinet RIS di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta, dan beliau diangkat sebagai perdana menteri oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Desember 1949.
Kemudian setelah pada tanggal 23 Desember 1949 perwakilan RIS berangkat ke negeri Belanda guna menandatangani akta penyerahan kedaulatan. Kedua negara, Indonesia dan negeri Belanda melaksanakan upacara penandatanganan akta penyerahan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949.
Itulah sedikit tentang sejarah dan asl usul Konferensi Meja Bundar. Semoga bermanfaat bagi semuanya.
Baca Juga : Sejarah Hari Pahlawan