Langkah-langkah Melakukan Kultur Jaringan – Kultur jaringan, atau metode di mana sel makhluk hidup bisa bertahan di luar organisme tersebut, telah memberikan jalan untuk berbagai penemuan yang sebelumnya tak terbayangkan. Salah satunya adalah kloning DNA atau teknologi dengan DNA rekombinan.
Dari sampel jaringan yang sedikit saja, dengan kultur jaringan, sel-sel baru bisa ditumbuhkan. Tak mengherankan jika metode ini digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman.
Kultur Jaringan Tanaman
Sejak dahulu, tanaman dikenal punya kemampuan regeneratif yang sangat luar biasa. Terbukti, mereka bisa tumbuh di mana-mana, baik dengan cangkok atau transplantasi. Namun budidaya tanaman dengan cara in vitro dahulu belum berhasil, karena masih terbatasnya pengetahuan tentang tanaman.
Baru di tahun 1920-1930an, terjadi kemajuan. Di tahun 1939, Philip R White berhasil mengembangkan kultur wortel dan tembakau dengan cara in vitro.
Dilanjutkan dengan komersialisasi larutan untuk nutrisi tanaman dari Folke Skoog, penemu sifat baru dari hormon auksin, bersama rekannya, Toshio Murashige.
Di akhir tahun 1950-an, Kenneth Vivian Thiman menemukan cara agar tanaman bisa tumbuh dengan cepat, menggunakan kinetin yang mematahkan tunas lateral. Mulai saat itu, bisa dibilang hampir semua tanaman bisa ditanam dan ditumbuhkan di laboratorium hanya dari sampel jaringan saja.
Caranya adalah dengan mengumpulkan sel dalam satu tabung reaksi, cawan petri, atau inkubator. Setelah menempatkan spesimen sel tersebut di tempat yang telah disesuaikan, cairan diberikan sel kultur yang akan mendorong pertumbuhannya. Setelah diawasi beberapa waktu, tanaman tersebut tumbuh dan siap digunakan.
Langkah Kultur Jaringan untuk Tanaman
- Pemilihan tanaman induk sebagai sumber eksplan
Tanaman yang dipilih harus sudah jelas jenis, varietas, dan spesiesnya, serta bebas dari penyakit dan hama. Setelah itu, tanaman harus disiapkan di rumah kaca sehingga bebas dari kemungkinan kontaminasi.
- Inisiasi kultur
Kultur haruslah aseptik (bebas dari mikroorganisme) atau aksenik (tidak terkontaminasi mikroorganisme yang tak diinginkan. Di tahap ini, eksplan diharapkan bisa memulai pertumbuhan baru, yang bagian-bagiannya akan dipilih yang terkuat untuk multiplikasi.
- Sterilisasi
Saat proses kultur jaringan berlangsung, semua harus dilakukan di tempat yang steril, dengan alat-alat yang juga bersih. Untuk peralatan bisa menggunakan etanol. Tak hanya tempat dan alat, orang-orang yang melakukannya juga harus dibersihkan.
- Multiplikasi
Menggandakan tunas atau embrio tanaman dan memeliharanya dalam kondisi tertentu sehingga selalu siap untuk digunakan ke tahap berikutnya. Penggandaan bisa dengan merangsang pertumbuhan tunas cabang dan juga percabangan aksiler, atau merangsang pucuk secara adventif.
- Pengakaran
Fase di mana eksplan menunjukkan adanya pertumbuhan di bagian akar. Pada saat ini, pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat perkembangannya, serta mengawasi kemungkinan timbulnya bakteri/jamur.
- Aklimatisasi
Memindahkan eksplan atau bakal tanaman dari ruang steril ke bedengan. Harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan sungkup, yang berguna sebagai pelindung bibit dari hama. Baru setelah bibit berhasil beradaptasi, sungkup dilepaskan perlahan dan bibit dipelihara seperti biasa.
Tentang Laboratorium
Tempat melakukan metode ini semua harus berada di laboratorium yang memenuhi syarat berikut:
- Jauh dari polusi.
- Dekat dengan tenaga listrik dan air.
- Berada di daerah tinggi sehingga suhu ruangan terjaga tetap rendah.
Untuk ukuran dari laboratoriumnya sendiri, tergantung dari jumlah bibit yang akan dihasilkan. Sebagai patokan, untuk laboratorium seluas 250 m2, bisa menjadi tempat untuk produksi bibit sebanyak 400 ribu hingga 500 ribu bibit, yang akan mengisi lahan seluas 500-800 ha.
Laboratorium tersebut juga harus mempunyai gudang penyimpanan bahan, ruang untuk membuat media, ruang tanam, ruangan inkubasi, dan rumah kaca.