Pengertian dan Definisi Monohibrid dan Dihibrid

Diposting pada

Pengertian dan Definisi Monohibrid dan Dihibrid – Berdasarkan banyaknya jumlah sifat yang berbeda yang terdapat pada suatu individu, maka perkawinan atau persilangan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: monohibrid, dihibrid, trihibrid, dan seteruanya.

Pengertian dan Definisi Monohibrid dan Dihibrid
Pengertian dan Definisi Monohibrid dan Dihibrid

Yang dimaksud dengan perkawinan monohibrid adalah perkawinan dengan memperhatikan satu sifat beda (contohnya Aa),

Sedangkan perkawinan dihibrid ialah perkawinan dengan memperhatikan dua sifat beda (contohnya AaBb), dan perkawinan trihibrid merupakan perkawinan dengan tiga sifat beda (contohnya AaBbCc).

Persilangan atau perkawinan monohybrid

Persilangan monohibrid adalah perkawinan antara dua individu dengan fokus perhatian pada satu sifat yang berbeda.

Percobaan Mendel yang menyilangkan ercis yang memiliki batang tinggi dengan ercis yang memiliki batang pendek merupakan contoh dari perkawinan monohibrid.

Setiap makhluk hidup memiliki banyak sifat khusus yang dapat diamati. Untuk memudahkan dalam mempelajari persilangan, boleh hanya dengan memperhatikan salah satu sifat yang dimiliki.

Misalnya tanaman ercis yang memiliki banyak sifat yang mudah diamati seperti sifat tanaman yang tinggi, warna bunga, kedudukan bunga, bentuk polong, warna polong, bentuk biji, dan warna biji.

Apbila melakukan persilangan dengan memperhatikan semua sifat beda tersebut, maka persilangan akan menjadi sangat rumit.

Dalam persilangan monohibrid, hanya diperhatikan salah satu dari beragam sifat yang dimiliki seperti tinggi tanaman saja, warna polong saja, atau sifat yang lainnya.

1). Sifat Dominan dan Resesif

Perkawinan monohibrid ada yang menunjukkan sifat yang dominan saja atau resesif saja, sehingga tidak ada yang memiliki sifat antara atau intermediet.

Misalnya tanaman kacang ercis dengan bunga merah dikawinkan dengan yang memiliki bunga putih.

Turunan pertamanya (F1) seluruhnya mrmiliki bunga merah. Jika turunan pertama disilangkan dengan sesamanya ternyata keturunan kedua (F2) terdiri atas tanaman ercis dengan bunga merah dan putih dengan perbandingan 3 : 1.

Jika gen untuk warna merah bunga dilambangkan dengan M, sedangkan gen untuk warna putih dilambangkan dengan m, proses penyilangannya akan tampak sebagai berikut.

Terlihat bahwa perbandingan fenotipe F2 adalah bunga merah : bunga putih = 3 : 1. Sedangkan perbandingan genotipenya adalah MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.

Setiap genotipe yang mengandung sifat M besar, maka akan berwarna merah. Maka gen yang mengandung sifat M dan warna bunga merah bersifat dominan.

Namun jika tidak mengandung sifat M, maka termasuk warna putih yang artinya m yang bersifat resesif.

Juga tidak akan menghasilkan keturunan yang warna bunganya merah muda atau warna antara merah dan putih.

2). Sifat Intermediet

Pada persilangan monohibrid tidak harus memperlihatkan sifat dominan resesif, tapi ada pula keturunan yang mempunyai sifat diantara kedua sifat tersebut.

Contohnya pada perkawinan silang tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa).

Jika sebuk sari berasal dari tanaman homozigot yang memiliki bunga merah (genotipe MM) disilangkan dengan putik dari tanaman homozigot berbunga putih (genotipe mm).

Maka perbandingan fenotipe F2 adalah bunga merah : bunga merah muda : bunga putih = 1 : 2 : 1. Sedangkan pada perbandingan genotipenya adalah MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.

Warna bunga merah hanya terjadi bila gen M bertemu dengan M. Jika gen m bertemu dengan m akan menghasilkan bunga warna putih.

Namun jika gen M bertemu dengan m akan menghasilkan keturunan dengan warna gabungan yaitu merah muda. Sifat ini disebut dengan sifat intermediet.

Pengertian Persilangan Dihibrid

Persilangan dihibrid ialah jenis persilangan dengan memperhatikan dua jenis sifat yang berbeda.

Misalnya hasil percobaan yang dilakukan Mendel pada biji tanaman ercis. Pada biji ercis, dapat diamati 2 sifat yang berbeda, yakni bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat yang berbeda itu ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut:

  • B : gen untuk biji bulat
  • b : gen untuk biji keriput
  • K : gen untuk biji kuning
  • k : gen untuk biji hijau

Jika tanaman ercis dengan biji bulat – kuning homozigot (BBKK) disilangkan dengan tanaman ercis dengan biji keriput – hijau (bbkk), maka seluruh tanaman F1 akan memiliki biji bulat – kuning.

Apabila tanaman-tanaman F1 ini dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri, maka tanaman ini akan membentuk 4 macam gamet baik jantan maupun betina, dengan kombinasi BK, Bk, bK, dan bk.

Pada F2 akan diperoleh 4 × 4 = 16 kombinasi, terdiri atas empat macam fenotipe yakni tanaman dengan biji bulat – kuning (9/16), dengan biji bulat-hijau (3/16 bagian), dengan biji keriput – kuning (3/16 bagian), dan dengan biji keriput – hijau (1/16 bagian). Sehingga, pada persilangan dihibrid dapat disimpulkan bahwa pada F2 diperoleh:

  • Jumlah kombinasi : 16 macam
  • jumlah genotipe : 9 macam
  • jumlah fenotipe : 4 macam
  • rasio perbandingan fenotipe antara biji bulat – kuning : biji bulat – hijau : biji keriput – kuning : biji keriput – hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *