Cara Budidaya Tanaman Selada – Selada atau dalam bahasa Latin dikenal dengan sebutan Lactuca sp. merupakan tanaman asli Timur Tengah yang terungkap dari pemakaman mesir kuno melalui sebuah lukisan dimana lukisan tersebut menggambarkan selada tanpa “kepala” yang sudah ditanam sejak tahun 4.500 SM.
Pada awalnya, tanaman selada dijadikan sebagai bahan obat-obatan pada masa Yunani Kuno.
Seiring berjalannya waktu, para ilmuwan tanaman berusaha untuk mendapatkan tanaman selada bebas duri, tidak bergetah, memiliki biji yang besar dan tidak menyebar, dan tidak pahit. Hal tersebut berangkat dari tanaman selada tempo dulu yang tumbuh penuh duri dan bergetah.
Seiring banyaknya manfaat yang terdapat pada selada, beberapa pelaku budidaya memutuskan untuk melakukan budidaya selada.
Namun, dibutuhkan panduan untuk melakukan budidaya selada yang benar dengan cara memilih jenis selada terbaik, memperhatikan kondisi area budidaya selada, perawatan, dan lainnya.
Jenis Selada
Alan Davidson mengelompokkan selada berdasarkan bentuk daun ke dalam empat jenis, yaitu capitata, crispa, longifolia, dan asparagina.
- Capitata
Jenis selada capitata merupakan jenis selada berkepala mentega dan renyah atau dikenal dengan sebutan butterhead lettuce dan iceberg lettuce.
Beberapa karakteristik selada jenis ini diantaranya adalah memiliki aroma khas yang menenangkan, berdaun lembut, dan agak gepeng.
- Crispa
Merupakan jenis selada yang memiliki dua jenis yaitu berdaun kasar atau berdaun lembut dengan ukuran daun, warna dan tekstur yang bervariasi.
- Longifolia
Selada longifolia atau disebut juga dengan romaine lettuce memiliki struktur daun yang tidak membentuk kepala, berukuran panjang, dan memiliki permukaan yang kasar.
- Asparagina
Asparagina atau selada batang atau yang biasa disebut dengan celtuce merupakan jenis selada berbatang tebal dan sangat populer di Cina dengan sebutan Wosun. Ukuran batang selada jenis ini sangat bervariasi yaitu 15 hingga 20 cm dengan diameter 3 hingga 4 cm.
Syarat Tumbuh Selada
Selada merupakan jenis tanaman dataran rendah yang dapat tumbuh dengan suhu optimal berkisar antara 15°C hingga 25°C. Jenis tanah yang tepat untuk melakukan budidaya selada adalah tanah lempung berdebu, mengandung humus, dan sedikit berpasir.
Keadaan tanah tersebut harus berada dalam tingkat yang normal. Namun, jika kadar keasaman tanah tersebut tinggi, campurkan tanah area budidaya dengan kapur pertanian.
Proses Pembibitan Selada
Penanaman selada budidaya dapat dilakukan dengan menyemaikan biji dengan memanfaatkan wadah atau lahan berukuran kecil. Hal tersebut dilakukan agar pertumbuhan biji selada dapat berkembang dengan baik.
Selama masa pembibitan berlangsung, bibit selada tersebut harus dijaga kelembabannya agar tunas selada dapat tumbuh secara optimal. Bibit tersebut sudah dapat dipindahkan pada area budidaya apabila telah berusia tiga minggu.
Namun, sebelum pemindahan dilakukan, pastikan bahwa area budidaya telah diolah dengan baik dengan melakukan pembuatan bedengan.
Pembuatan bedengan pada area budidaya selada dapat disesuaikan dengan ukuran area budidaya tersebut.
Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah membuat drainase diantara bedengan agar pengairan budidaya terjaga sehingga area budidaya tidak digenangi air yang nantinya akan berdampak buruk pada tanaman selada.
Perawatan dan Pemeliharaan
Langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam melakukan budidaya selada yang benar adalah perawatan dan pemeliharaan selada. Perawatan dan pemeliharaan budidaya selada meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan lanjutan, dan pemberantasan hama dan penyakit.
Penyiraman budidaya selada dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Namun, penyiangan harus dilakukan setelah dua minggu penanaman pada area budidaya selada.
Pemupukan dapat dilakukan dengan memberikan pupuk kompos atau pupuk kandang pada saat pembuatan bedengan. Sementara itu, pupuk lanjutan dapat dilakukan dengan memberikan pupuk urea sebanyak 200 kg, TSP sebanyak 100 kg, dan KCl sebanyak 100 kg untuk setiap satu hektar area budidaya.
Setiap budidaya tanaman pasti tidak akan luput dari ancaman hama dan penyakit. Beberapa jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang budidaya selada diantaranya adalah pengerutan kutu daun, pada daun dan kekeringan yang disebabkan oleh kekurangan cairan.
Pengendalian hama tersebut dapat dikendalikan dengan cara melakukan penyemprotan dengan dosis terkendali.
Agar hama dan penyakit tidak menggerogoti budaya selada, pastikan kebersihan, sistem drainase, dan nutrisi tanaman selada dalam keadaan terjaga.
Pemanenan Selada
Pemanenan budidaya selada dapat dilakukan ketika selada telah memasuki usia dua hingga tiga bulan pasca penanaman. Namun, selada juga dapat dipanen apabila tanaman tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai tanaman yang layak konsumsi yang ditandai dengan banyaknya daun yang dihasilkan.
Pemanenan selada dapat dilakukan dengan cara memotong atau mencabut tanaman tersebut secara keseluruhan. Setelah selada dipanen dengan cara yang benar, bersihkan dan sortirlah selada berdasarkan ukuran dan keadaan daun.
Hal tersebut berguna untuk memisahkan selada yang rusak dengan selada yang layak didistribusikan.