Pengertian Koloid : Sifat dan Jenis Koloid – Ilmu kimia memang menarik untuk dibahas. Seperti kali ini, kami akan menjelaskan tentang koloid.

Ruang lingkupnya adalah pengertian, jenis dan sifat-sifatnya. Silakan disimak, semoga ada manfaatnya untuk anda. Terutama yang tertarik dengan ilmu sains tersebut.
Pengertian Koloid
Pengertian koloid secara umum adalah campuran dua zat. Yang terbentuk dari fase terdispersi dan medium pendispersi.
Fase terdispersi merupakan zat yang bisa didispersikan. Sedangkan medium adalah zat yang akan mendispersikan.
Biasanya ukuran koloid dengan larutan dan suspensi berbeda. Koloid lebih besar sedangkan dengan suspensi ukurannya lebih kecil.
Aktivitas kimiawi ini sering ditemukan dalam kehidupan sehari hari. Contohnya adalah larutan garam dan spritus (larutan).
Sedangkan contoh koloid bisa dilihat pada santan, selai dan mayonnaise. Lain lagi contoh suspensi yang sering ditemukan pada air keruh karena bercampur dengan pasir.
Pengertian Menurut Ahli
1. Purba
Menurut Purba, koloid merupakan campuran zat secara heterogen dengan pemetaan tertentu.
Zat koloid menyebar di dalam zat medium. Menurutnya ukuran koloid berada di kisaran 1-100 nm dengan bidang ukuran berupa ketebalan dan lebar dari partikel.
2. Retnowati
Sedangkan Retnowati memberikan tafsir berbeda. Menurutnya koloid adalah sistem dispersi.
Proses yang bisa berjalan manakala ukuran partikel lebih besar dibandingkan larutan. Syaratnya, ukuran harus lebih kecil dari suspensi.
3. Kamaludin
Menurut Kamaludin, koloid merupakan campuran dua bentuk. Antara medium dan koloid dengan sistem didispersi dan mendispersikan.
Perbandingan Larutan, Koloid dan Suspensi
Dispersi kasar terjadi jika partikel yang terdispersi berukuran lebih besar hingga 100 nm (milimikron).
Sedangkan dispersi halus atau koloid terjadi apabila partikel zat yang terdispersikan berukuran 1- 100 mlimikron. Sedangkan dispersi molekulur atau larutan terjadi jika partikel zat yang terdispersi lebih kecil dari ukuran di atas.
Sifat-sifat Koloid
Yang perlu dipahami selain pengertian, yaitu sifat-sifat koloid. Karena materi inilah yang sering muncul dari aktivitas kimiawi dalam kehidupan.
a. Efek Tyndall
Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa dispersi koloid, ukuran partikelnya jauh lebih besar.
Akibatnya, partikel ini mampu memantulkan cahaya dan membiaskannya ke area terdekat.
Peristiwa ini yang disebut Efek Tyndall. Konsep ini tentu berbeda dengan larutan. Karena partikel di dalamnya tidak memiliki kemampuan tersebut.
b. Gerak Brown
Untuk mengamati gerak brown dibutuhkan alat bernama ultra mikroskop. Dengannya sinar yang terpusat akibat dispersi bisa diteliti. Sehingga terlihat pembiasan dan pantulan cahaya yang bergerak acak.
Alasannya adalah partikel yang berukuran kecil bergerak dengan super cepat. Sehingga tubrukan partikel juga semakin besar. Karena aktivitas ini terjadi terus menerus dan zig zag, maka muncullah gerak yang disebut dengan istilah gerak brown.
c. Elektroforesis
Elektroforesis terjadi jika ada arus listrik tegangan rendah masuk ke dalam dispersi koloid. Karenanya partikel di dalamnya bergerak ke arah elektrode positif maupun sebaliknya (elektrode negatif).
Jika aktivitas ini muncul, berarti ada muatan listrik di dalam koloid termasuk di dalam semua partikel-partikelnya.
d. Adsorpsi
Sifat yang terakhir dari koloid adalah adsorpsi. Ini juga menjadi jawaban dari pertanyaan mengapa koloid bermuatan listrik?
Hal ini bisa dijawab dengan alasan karena permukaan koloid bisa menarik partikel berlistrik tersebut.
Contoh pada peristiwa ini adalah pemutihan gula tebu atau dengan proses penjernihan air.
Jenis-jenis Koloid
Jenis-jenis koloid cukup banyak. Hal ini dipengaruhi oleh sistem koloid sendiri yang meliputi campuran zat padat, cair hingga gas. Berikut ini beberapa jenis-jenis koloid tersebut, yaitu:
1. Sol
Sol adalah Sistem koloid yang terbentuk dari fasa terdispersi yang berupa zat padat dan fasa pendispersinya air. Contohnya: sol emas, tinta, dan cat.
2. Sol padat
Jenis koloid ini apabila zat campurannya antara zat padat dengan zat padat. Contohnya: gelas berwarna, dan intan hitam.
3. Emulsi
Berbeda dari dua jenis sebelumnya, emulsi merupakan sistem koloid yang fase terdispersi dengan pendispersinya terdiri dari campuran zat air. Contohnya adalah santan dan susu.
4. Emulsi padat dan Aerosol Cair
Emulsi padat terjadi jika campuran zatnya antara zat air dengan zat padat. Contohnya adalah jelly dan keju.
Sedangkan aerosol padat merupakan koloid yang terbangun dari campuran zat padat dengan gas. Contoh adalah asap dan debu.
5. Aerosol cair
Aerosol cair adalah jenis koloid yang merupakan kebalikan dari aerosol padat. Proses ini terjadi karena adanya campuran zat air dengan zat gas. Contohnya adalah kabut dan awan.
6. Buih dan Buih Padat
Jenis koloid yang terakhir adalah buih dan buih padat. Buih merupakan koloid yang partikelnya terbangun dari perpaduan antara gas dan air. Contohnya adalah buih sabun.
Baca Juga :
Sedangkan buih padat merupakan campuran dari gas dengan zat padat. Proses ini bisa dilihat dari contoh batu apung dan karet busa.
Demikian penjelasan singkat tentang pengertian, sifat dan jenis koloid. Sebuah proses kimiawi yang layak untuk dipelajari oleh anda. Semoga ada manfaatnya.