Pengertian dan Sifat-Sifat Larutan

Diposting pada

Pengertian Larutan : Sifat-Sifat Larutan – Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita menjumpai larutan. Larutan biasanya menyerupai benda cair seperti air. Larutan sendiri di pelajari dalam ilmu kimia.

Pengertian dan Sifat-Sifat Larutan
Pengertian dan Sifat-Sifat Larutan

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atu lebih zat. Campuran homogen tersebut terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut.

Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.

Pada umumnya dalam suatu larutan jumlah solven lebih banyak daripada jumlah solut.

Larutan dapat terbentuk karena adanya gaya tarik menarik yang terjadi antara molekul-molekul di dalam solven dan solut. (Baca Juga : Pengertian Molekul)

Komposisi solven dan solut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan menyebutkan komposisi zat terlarut dan telarut dalam larutan secara kuantitatif.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyatakan konsentrasi larutan yaitu dengan persen, massa, fraksi mol, persen volume, molaritas dan molalitas.

Proses pencampuran zat solven dan solut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Larutan merupakan salah satu zat kimia yang paling sering direaksikan karena sebagian besar reaksi kimia dilakukan dalam bentuk larutan.

Baca Juga : Pengertian Zat Kimia

Larutan terdiri dari 3 jenis yaitu gas, cairan dan padatan. Larutan juga terdiri dari beberapa macam yang terdiri dari yaitu :

  1. Larutan pekat dan karutan encer. Yang membedakan dari kedua larutan ini yaitu terletak pada jumlah solven dan solut pada masing-masing larutan. Pada larutan pekat jumlah solut cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solven. Sedangkan pada larutan encer jumlah solven cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solutnya.
  2. Larutan berdasarkan daya hantarnya dalam hal ini yaitu larutan elektrolit dimana larutan bisa menjadi konduktor listrik apabila dimasukan senyawa ion terlaur di dalamnya. Larutan elektrolit sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu larutan elektrolit kuat dimana seluruh molekul-molekulnya terbagi menjadi ion-ion yang terionisasi yang sempurna. Larutan elektrolit lemah dimana molekul-molekulnya tidak semuanya menjadi ion-ion sehingga memiliki daya hantar yang lemah. Dan yang terakhir larutan non elektrolit yang semua molekul-molekul larutannya tidak menjadi ion-ion datau tidak mengalami ionisasi sehingga larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
  3. Larutan berdasarkan tinggkat kejenuhannya yang dibagi menjadi 3 macam yaitu larutan jenuh yang memuat beberapa solut yang larut dan mengalami keseimbangan terhadap solut padatnya. Larutan tidak jenuh yang memuat solut yang kurang dari kebutuhan untuk menghasilkan larutan jenuh. Dan larutan sangat jenuh yang memuat solut lebih banyak dibandingkan jumlah solut yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan jenuh.

Larutan bersifat koligatif yang artinya sifat larutan tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat-sifat koligatif larutan nonelektrolit terdiri dari:

  1. Penurunan Tekanan Uap

Molekul-molekul zat cair yang meningkatkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat cair.

Semakin mudah molekul-molekul zat cair berubah menjadi uap maka semakin tinggi pula tekanan uap zat cair.

Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel-partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul-molekul zat cair.

Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap) tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatil.

  1. Kenaikan Titik Didih

Titik didih dari suatu larutan adalah temperatur ketika tekanan uapnya sama dengan tekanan eksternal. Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih.

Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Keberadaan zat terlarut dalam pelarut mengakibatkan terjadinya kenaikan titik didih.

Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya hal ini disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi penguapan partikel-partikel pelarut.

  1. Penurunan Titik Beku

Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Pada larutan dengan pelarut volatil dan zat terlarut non-volatil, hanya partikel-partikel pelarut yang dapat menguap dari larutan sehingga meninggalkan partikel-partikel zat terlarut.

  1. Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan.

Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel membran yang hanya dapat dilewati partikel zat terlarut maka terjadilah fenomena osmosis.

Dengan kejadian tersebut terbukti bahwa adanya konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.

Baca Juga :

Jika dibandingkan dengan sifat koligatif larutan non elektrolit, sifat kolegatif larutan elektrolit memiliki nilai yang lebh besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit.

Hal ini disebabkan karena banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit.  Sifat elektrolit dapatterdisosiasi menjadi ion-ion dalam larutan.

Gambar Gravatar
Semoga dengan adanya blog ilmudasar.id mempermudah siapapun dalam mendapatkan info yang cepat dan akurat..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *