Cara Budidaya Bawang Merah – Bawang merah (Allium cepa) adalah tanaman yang dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Tanaman ini merupakan tanaman asli yang berasal dari Pakistan hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bawang merah juga memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya yaitu media mengobati penyakit dari luar seperti kerik yang dapat mengurangi sakit perut atau pegal-pegal, mengatasi gangguan pencernaan, dan menurunkan kadar gula dan kadar lemak dalam tubuh.
Baca Juga :
Dibalik manfaat tersebut, tersimpan beragam zat yang terkandung pada bawang merah, diantaranya adalah vitamin C, kalium, serat, asam folat, zat besi, dan kalsium.
Dikarenakan manfaat dan kandungan yang terdapat pada bawang merah sangat dibutuhkan oleh tubuh, banyak masyarakat yang memutuskan untuk melakukan pembudidayaan terhadap bawang merah.
Namun, sebelum melakukan budidaya bawang merah, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar budidaya mampu menghasilkan dari segi kwantitas maupun finansial.
Memilih area penanaman
Budidaya tanamaan bawang dapat dilakukan pada area yang luas maupun dengan menggunakan pot. Jika menggunakan pot, siapkan terlebih dahulu pot dengan lubang yang terdapat pada bagian bawah pot. Lubang tersebut bermanfaat agar air tidak tergenang ketika melakukan penyiraman. Ketika memilih pot, usahakan memilih pot yang kuat dan sesuai dengan kapasitas tanaman yang akan ditanam.
Apabila melakukan budidaya pada area yang luas, pilihlah area dengan tanah yang mengandung humus dengan pH 5.6. Apabila pH tanah tidak mencapai 5.6, hal yang harus dilakukan adalah menambahkan zat kapur pada tanah sebanyak 1 hingga 1.5 ton per hektar.
Setelah pH tanah terpenuhi, buatlah bedengan dengan kedalamaan 20 hingga 30 cm. Jangan lupa untuk menyediakan jarak antar bedengan dengan ukuran 50 cm.
Pembibitan
Pemilihan bibit tanaman bawang dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti membeli bibit berupa biji atau umbinya sendiri.
Namun, pilihlah umbi yang sudah tua apabila melakukan budidaya dengan memanfaatkan umbi. Umbi tersebut sebelumnya sudah disimpan selama 2 hingga 3 bulan dengan ukuran 1.5 sampai dengan 2 cm. Keadaan bibit umbi tersebut harus berada dalam keadaan utuh dan mengkilap.
Penanaman tanamaan bawang
Setelah menyiapkan bibit tanaman bawah merah, langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman. Penanaman dilakukan dengan memasukkan seluruh tubuh tanaman ke dalam area bedengan.
Sebelum melakukan penanaman, pastikan area tanam sudah diberikan pupuk kompos. Apabila tidak memungkinkan, pemberian pupuk urea dan pupuk lainnya juga dapat dilakukan.
Caranya adalah dengan mencampurkan pupuk urea sebanyak 47 kg, SP-36 sebanyak 311 kg, ZA sebanyak 100 kg, dan KCl sebanyak 56 kg.
Penambahan pupuk tersebut berlaku untuk satu hektar area budidaya tanaman bawang merah. Biarkan pupuk tersebut selama seminggu agar meresap ke tanah secara sempurna.
Lakukan Perawatan secara intensif
Dalam melakukan budidaya dengan media pot atau pun memanfaatkan tanah, lakukan penyiraman sebanyak dua kali sehari menjelang usia tanaman berumur 10 hari. Setelahnya, lakukan penyiraman hanya sekali dalam sehari.
Pemberian pupuk selanjutnya dapat diberikan ketika tanaman bawang sudah berumur dua minggu. Kadar pencampuran pupuk juga berbeda dari pencampuran pupuk awal.
Pemberian pupuk kedua dengan mencampurkan pupuk urea sebanyak 93 kg, KCl sebanyak 112 kg, dan ZA sebanyak 200 kg. Pemberian campuran pupuk tersebut berlaku untuk satu hektar area budidaya tanaman bawang merah.
Pemberian pupuk selanjutnya diberikan jika usia tanaman sudah berumur lima minggu. Pemberian pupuk juga dilakukan dengan mencampurkan pupuk urea sebanyak 47 kg, KCl sebanyak 56 kg, dan ZA sebanyak 100 kg yang berlaku untuk setiap satu hektar are budidaya tanaman bawang.
Hama dan Penyakit Tanaman Bawang
Selain memberikan nutrisi yang cukup terhadap tanaman bawang, melakukan pemberantasan hama dan penanggulangan penyakit juga harus diperhatikan.
Pemberantasan hama dapat dilakukan sebanyak dua kali dalam masa budidaya. Jika melakukan penghematan biaya, pemberantasan hama dapat dilakukan secara bersamaan pada pemberian pupuk lanjutan.
Namun, apabila pertumbuhan hama tidak terkendali, lakukan pemberantasan sesegara mungkin agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang tidak terganggu.
Penyakit yang dapat mengganggu tanaman bawang disebabkan oleh ulat dengan spesies Spodoptera sp dan cendawan. Penyakit yang ditimbulkan oleh ulat ini diantaranya adalah timbulnya bercak putih pada daun dan terdapatnya lubang-lubang pada permukaan daun.
Cara memberantas hama ini dapat dilakukan secara manual, perangkap, ataupun penyemprotan. Bahan yang digunakan untuk penyemprotan adalah insektisida yang mengandung bahan aktif klorfirifos.
Penyakit yang ditimbulkan oleh cendawan dapat menyebabkan tanaman layu dan menguning. Untuk mengatasi hal tersebut, cabutlah tanaman yang mati agar tidak menyebar pada tanaman lainnya.
Panen
Panen merupakan hal yang paling dinanti para pelaku budidaya tanaman bawang. Ciri-ciri tanaman bawang yang sudah dapat dipanen adalah daun pada tanaman bawang tersebut sudah rebah sebanyak 90%.
Baca Juga ;
Untuk memastikan hal tersebut, lakukan pemeriksaan secara acak atau pastikan usia tanaman bawang sudah berumur 55 hingga 70 hari.
Umbi yang telah dipanen sebaiknya dijemur selama satu hingga dua minggu. Pembalikan umbi bawang dapat dilakukan setiap tiga hari sekali.