Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kentang – Menurut Food and Agriculture Organizazion (FAO), Kentang (Solanum tuberosum) merupakan umbi yang paling banyak dibudidayakan di Dunia selain ketela pohon dan ubi jalar.
Di Indonesia sendiri kentang merupakan salah satu komoditas yang utama yang dikembangkan karena merupakan salah satu sumber pangan yang mengandung karbohidrat.
Pembudidayaan kentang sendiri masih terkendala dengan pengadaan bibit unggul dan pengendalian hama serta penyakit. Pengendalian hama sendiri dilakukan dengan tujuan agar menghasilkan produk yang brekualitas.
Untuk mengatasi hal tersebut, berikut ini adalah jenis-jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang beserta cara pengendaliannya.
1). Hama Kutu Trips (Trips palmi Karny)
Trips merupakan hama berjenis kutu, memiliki ukuran sangat kecil yaitu sekitar 1- 2 milimeter. Hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan sel pada permukaan bawah daun.
Untuk mengindikasi tanaman yang terserang hama trips yaitu, daun berubah warna menjadi warna keperakan atau kekuningan. Bentuk daun juga berubah menjadi berkerut/ melinting.
Jika serangan yang terjadi cukup berat, biasanya pada permukaan bawah daun berwarna merah tembaga dan mengkilat. Setelah itu daun akan mengering dan kemudian mati.
Cara Pengendalian : untuk mengendalikan hama trips, hal yang dapat dilakukan adalah dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif abamectin, seperti domelish, bamex, atau pegasus.
2). Hama Kutu daun (Myzuz persicae Sulzer)
Seperti namannya, hama jenis ini adalah hama yang menyerang bagian daun tanaman.
Hama kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan sel daun yang masih muda ataupun tanaman yang masih muda.
Untuk mengindikasi tanaman yang terserang hama jenis ini pada bagian daun akan terlihat gerombolan kutu yang mengakibatkan daun tampak bercak- bercak.
Dan jika serangan kutu daun ini cukup berat, gejala yang akan terlihat adalah daun tampak berkerut dan terpuntir dan keriting.
Cara pengendalianya: untuk mengendalikan hama jenis ini adalah dengan dengan cara menyeprotkan insektisida, seperti demolish, numectin, curacron, atau alfamex.
3). Hama Ulat pengerek daun (Phthorimaea operculella Zeller)
Hama Tanaman kentang yang satu ini merupakan hama yang merusak daun. Untuk mengindikasikan daun yang terserang ulat ini adalah daun berubah menjadi warna merah tua dan ada jalinan seperti benang yang membungkus ulat kecil.
Cara pengendalian : Untuk mengendalikan serangan ulat jenis ini adalah dengan melakukan proses sanitasi lahan atau dengan cara menyemprotkan insektisida, seperti curacron, regent, atau prevaton.
4). Hama Nematoda (Meloydogyne sp. )
Nematoda merupakan hama dengan stilet kecil yang memiliki bentuk kepala oval, ekor tidak terlalu runcing, dan bergerak dengan lambat.
Gejala yang muncul pada tanaman kentang yang terserang nematoda, yaitu pertumbuhan tanaman kentang tidak normal, kerdil, dan tanaman tampak layu. Apabila perakaran digali akan dijumpai perakaran yang bengkak dan terdapat benjolan-benjolan seperti kutil.
Selain menyerang akar, nematoda juga sering menyerang umbi. Dan gejala yang muncul pada umbi kentang yang terserang juga akan tampak benjolan-benjolan serupa dan mengakibatkan perubahan bentuk.
Biasanya, serangan nematoda sering terjadi pada tanah yang memiliki pH rendah.
Cara Pengendalian : Untuk pengendalian nematoda, cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikannya adalah dengan mencabut tanaman yang terserang dan memusnahkanya dengan cara dibakar.
Adapun beberapa cara pencegahaan lain yaitu dengan cara melakukan pemupukan secara berimbang, melakukan sanitasi lahan, dan penggunaan bibit unggul yang sehat. Atau bisa juga dengan cara menanam keningkir (Tagetes erecta) pada sekitar tanaman kentang.
5). Hama Orong-orong (Gryllotalpa orientalis Burmeister)
Orong-orong atau yang biasa disebut dengan anjing tanah adalah serangga yang hidup di dalam tanah dan aktif pada malam hari (nokturnal).
Hama jenis ini berukuran sedang dan memiliki warna coklat terang hingga gelap, memiliki kulit pelindung yang tebal serta sepasang tungkai berbentuk seperti cangkul yang berguna untuk menggali tanah.
Hama ini biasanya menyerang bagian akar, umbi, pangkal batang, maupun tunas muda tanaman dengan cara merusak atau memakanya.
Gejala yang timbul akibat hama jenis ini yaitu tanaman akan layu, rebah dan umbinya busuk.
Cara pengendalian : Pencegahan orong- orong pada budidaya tanaman kentang bisa dilakukan dengan cara menaburkan nematisida pada saat penaburan pupuk dasar.
6). Penyakit Busuk daun (Phytophtora infestans (Mont.) se Bary)
Penyakit Busuk daun merupakan jenis patogen yang sering menginfeksi tanaman kentang. Munculnya P. Infestans dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, dan curah hujan.
Penyebaran patogen sendiri, biasanya melalui angin, air, maupun serangga. Penyakit jenis ini akan berkembang dengan pesat pada kondisi lingkungan yang memiliki suhu rendah dan kelembaban udara yang cukup tinggi.
Untuk mengidikasikan tanaman yang terserang penyakit jenis ini, yaitu akan terdapat bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah. Bahkan hingga warna berubah menjadi coklat dan hitam.
Baca Juga :
- Cara Budidaya Tanaman Hias Melati
- Cara Budidaya Tanaman Vanili
- Cara Budidaya Kentang di Dataran Tinggi
Pada bercak tersebut terdapat spora berwarna putih disekelilingnya. Umumnya gejala akan nampak pada tanaman yang sudah berumur 1 bulan.
Cara Pengendalian : Untuk pengendalian penyakti busuk daun dapat dilakukan dengan melakukan upaya sanitasi lahan, penggunaan bibit yang bebas dari penyakit dan dapat juga dilakukan penyemprotan fungisida yang terdiri antracol, score, atau starmly.