Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Dakwah

Diposting pada

Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Dakwah – Secara etimologi, dakwah adalah seruan juga ajakan kepada manusia untuk melakukan kebaikan serta mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Hadits.

Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Dakwah
Pengertian, Macam-Macam dan Contoh Dakwah

Dakwah menyeru untuk berbuat baik dan melarang berbuat buruk yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Ada beberapa definisi dakwah menurut para ahli:

  1. Menurut Arifin M. Ed, dakwah adalah sebuah gerakan mengajak kepada kebaikan baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun perilaku yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk mempengaruhi orang lain, baik itu individu maupun kelompok sehingga dalam diri mereka timbul sebuah pengertian, kesadaran, pengamalan, serta sikap penghayatan terhadap ajaran tanpa unsur paksaan.
  2. Menurut Drs. Hamzah Ya’qub, dakwah adalah gerakan mengajak umat manusia akan hikmah kebijaksanaan dengan mengikuti petunjuk yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya. (Baca Juga : Pengertian Rasul)
  3. Menurut Drs. H. M. Ansori, dakwah adalah segala aktivitas uang mengajak umat muslim dalam bentuk lisan, tulisan, hingga perilaku yang ertuuan merubah satu keadaan menjadi keadaan yang lebih baik sesuai dengan ketenuan Allah.
  4. Menurut A. Hasymy, dakwah adalah konsep yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh manusia supaya mereka dapat melihat akhir tujuan hidup mereka dalam kehidupan serta mampu memahami rahasia-rahasia kehidupan.

Macam-macam Dakwah

Berdasarkan atas media-nya, ada berbagai jenis dakwah:

  1. Dakwah Ammah, adalah dakwah yang dilakukan melalui media lisan dan ditujukan bagi khalayak banyak dengan tujuan untuk memberikan pengaruh kepada mereka. Contohnya adalah khotbah.
  2. Dakwah Fardiah, yakni dakwah yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain atau kepada sekelompok orang dalam jumlah terbatas. Biasanya dakwah ini dilakukan secara spontan tanpa persiapan matang. Contohnya adalah teguran, menasihati teman kerja dan anjuran.
  3. Dakwah bil-Haal, yaitu dakwah yang bertujuan agar pendengarnya dapat mengaplikasikan langsung lewat perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, tujuan dakwah ini tidak hanya agar pendengar memahami makna-nya namun juga lebih ditujukan pada sebuah perbuatan nyata.
  4. Dakwah bil-Lisan, merupakan dakwah yang langsung disampaikan secara lisan sehingga ada komunikasi lanjut antara pemberi dakwah dengan pendengarnya, bahkan pendengar dakwah bisa langsung menanyakan apapun terkait dakwah agar lebih jelas dan dapat dipahami.
  5. Dakwah bil-Hikmah, adalah dakwah yang disampaikan dengan pendekatan tertentu sepersuasif mungkin sehingga pendengar dakwah dapat melaksanakan dakwah tersebut dengan sukarela, tanpa tekanan, paksaan, konflik dan atas dasar kemauan sendiri.
  6. Dakwah bit-Tadwin, yaitu dakwah yang dilakukan melalui tulisan yang mengandung pesan dakwah yang efektif dan sangat penting, baik dengan cara menerbitkan buku, kitab-kitab, koran, majalah, atau juga melalui internet. Keuntungan lain dakwah ini adalah bahwa pesan dakwah tidak lekang oleh waktu meskipun sang pemberi dakwah sudah meninggal dunia.

Contoh Dakwah

Berikut di bawah ini merupakan salah satu contoh dakwah :

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang terhormat Bapak dan Ibu dewan guru serta kawan-kawan seiman dan seagama yang saya cintai.

Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan iman islam. Mudah-mudahan iman islam yang kita miliki ini tetap terus jaga hingga akhir hayat kita.

Tak lupa, shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad s.a.w oleh karena perjuangannya dan cinta kasihnya kepada seluruh umatnya sehingga hari ini kita bisa membedakan antara yang haq’ dan yang bathil, antara kebenaran dan keburukan. Semoga kita menjadi umat yang akan berjumpa kelak dengan beliau di Yaumul Akhir.

Bapak/Ibu guru serta teman-teman yang saya hormati!

Semua orang terutama kita sebagai muslim tentulah ingin bahagia dunia akhirat, bukan? Kita mempercayai adanya hari penghisaban semua amalan sehingga tentu saja kita ingin selamat kelak di Hari Pembalasan. Untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut tentulah bukan perkara mudah. Tidak ada yang namanya santai, hura-hura, apalagi bersenang-senang dalam jalan maksiat sehingga sampai kepada kebahagiaan tersebut. Namun, jalan yang harus ditempuh merupakan jalan ibadah serta amal kebaikan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, siapa saja yang ingin bahagia di akhir maka bersakit-sakitlah dahulu di dunia. Sama dengan peribahasa, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, maka begitulah dengan kehidupan akhirat. Untuk meraih kebahagiaan akhirat, maka kita perlu menghindari segala kemaksiatan yang dirasa menyenangkan di dunia ini.

Bapak/Ibu guru serta teman-teman yang saya cintai!

Beribadah kepada Allah sebagai jalan menuju kehidupan akhirat yang bahagia tidaklah haruslah dilakukan dengan sepenuh hati dan segenap jiwa semata-mata demi kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Jikalau kita terpaksa, hanya untuk mendapatkan pahala, maka hal itu hanya akan menyiksa diri sendiri karena kita masih terpaksa untuk melakukannya. Ingat, Allah lebih tahu apa yang ada dalam diri kita serta niat kita dalam hati lebih daripada diri kita sendiri.

Bapak/Ibu guru juga teman-teman yang saya banggakan!

Kunci agar beribadah kepada Allah terasa nikmat dan tidak memberatkan adalah ikhlas, tulus dan memahami bahwa Allah adalah segalanya yang kita punya dalam hidup ini. Allah memegang hidup dan jiwa kita. Allah Maha Cinta, Maha Pengasih serta Maha Penyayang kepada kita. Ingatkah kita dengan sebuah Hadits Qudzi bahwa ketika seorang hamba datang kepada Allah dengan merangkak, maka Allah akan datang padanya dengan berjalan. Ketika hamba itu berjalan, maka Allah akan datang kepadanya dengan berlari. Sebegitu kasihnya Allah kepada kita hingag dijelaskan bahwa Dia lebih dekat daripada urat leher kita sendiri

Bapak/Ibu guru serta teman-teman yang saya cintai!

Ketika kita sudah menempatkan Allah dalam hati kita diatas segalanya, dan hati kita penuh olehNya, maka tak akan ada alasan lagi ibadah dengan terpaksa. Kita akan beribadah serta beramal baik dengan penuh cinta dan bahagia oleh karena mengharap ridhoNya. Oleh karena itulah, berusahalah mencintai Allah dengan mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya serta tentu saja memahami bahwa Dia selalu mencintai dan menyayangi kita lebih dari siapapun di dunia ini.

Demikianlah sedikit apa yang bisa saya sampaikan. Saya berharap bahwa kita akan terus menjaga nikmat iman dan islam ini hingga akhir hayat dan segala amal baik kita diterima Allah. Kurang lebihnya saya mohon maaf, karena segala kebaikan datang dari Allah, sedangkan yang buruk dan salah adalah dari saya sendiri.

Billahi taufiq wal hidayat. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *