Pengertian, Sejarah, Teknik, Keuntungan dan Efek Samping Kultur Jaringan – Pernahkah Anda mendengar tentang kultur jaringan?
Jika tidak, mari simak ulasan berikut ini untuk mengetahui segala hal mendasar mengenai kultur jaringan seperti pengertian kultur jaringan, sejarah, manfaat, dan kerugian yang dapat ditimbulkan.
Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah tissue culture yang berarti budidaya jaringan atau secara sederhana dapat diartikan sebagai teknik pengembangan jaringan makhluk hidup.
Secara istilah, kultur jaringan merupakan cara untuk membudidayakan jaringan tanaman induk menjadi tanaman anakan yang memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Dengan kata lain, kultur jaringan merupakan upaya dalam menumbuhkan bagian dari makhluk hidup seperti embrio, tunas, sel, protoplasma, bunga, dan lainnya.
Sejarah dan Asal Usul Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan bermula pada tahun 1838 yang berawal dari tercetusnya teori Totipotensi oleh Schwann dan Schleiden.
Teori tersebut mengemukakan bahwa pada prinsipnya sel-sel yang memiliki sifat otonom dapat beregenerasi menjadi sebuah tanaman yang lengkap.
Teori ini dilandasi oleh pernyataan Haberlandt di awal abad ke 20. Teori Haberlandt mengemukakan bahwa jaringan pada tanaman dikembangkan melalui kultur jaringan menjadi tanaman normal dan memanipulasi segala hal yang terkait tanaman kultur jaringan tersebut termasuk lingkungan dan nutrisi.
Meskipun teori ini gagal dibuktikan pada tahun 1902, Harrison, Burrows, dan Carrel berhasil membuktikan teori ini dengan menerapkannya menggunakan jaringan hewan dan manusia melalui teknik in vitro.
Hingga pada akhirnya, teknik kultur jaringan semakin berkembang dari tahun ke tahun demi mempertahan spesies-spesies tertentu.
Beberapa keberhasilan kultur jaringan diantaranya adalah isolasi auksotrop dengan melakukan screening berskala besar terhadap koloni sel yang diambil dari protoplas haploid dari tanaman Nicotiana plumbaginifolia secara mutagen pada tahun 1981, tranformasi sel tanaman melalui DNA plasmid pada tahun 1983, dan regenerasi tanaman melalui transformasi tanaman itu sendiri pada tahun 1985.
Ketentuan yang Diberlakukan dalam Melakukan Kultur Jaringan
Bukan tanpa tujuan penciptaan teknik kultur jaringan. Berdasarkan penemuannya, kultur jaringan memiliki tujuan untuk mendapatkan kualitas bibit terbaik, terhindar dari serangan hama dan penyakit, memiliki sifat yang sama dengan induknya, dan menghemat biaya pemeliharaan bagi mereka yang sedang melakukan budidaya.
Sebelum menerapkan teknik kultur jaringan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan eksplan, media yang tepat, dan pemilihan bagian yang tepat atau masih muda.
- Eksplan atau dalam istilahnya dikenal dengan sebutan sampel. Sampel tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk menguji coba apakah tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik atau tidak. Pengambilan eksplan harus berasal dari bagian tanaman yang masih muda. Adapun bagian tanaman yang dapat dijadikan sebagai eksplan diantaranya adalah bagian akar, daun, tunas, kuncup, batang, kotiledon, endosperm, embrio, ovarium muda, dan umbi.
- Media, dalam mempraktikkan kultur jaringan, pastikan media yang dipilih adalah media yang tepat dalam keadaan aseptik dengan pengaturan udara yang baik. Dalam hal ini, pemilihan media cair sangat disarankan karena memenuhi kriteria media kultur jaringan yang tepat.
- Bagian yang tepat, selain mempertimbangkan pemilihan eksplan dan media, pemilihan bagian yang tepat juga sangat diperlukan seperti pada bagian meristem. Namun, terdappat beberapa indikator dalam pemilihan meristem tersebut, diantaranya adalah kematangan, periode imbibisi, masa dormansi, dan suhu.
Mengenal Berbagai Macam Teknik Kultur Jaringan
Untuk mengaplikasikan teknik kultur jaringan, ada baiknya terlebih dahulu mengenal tentang berbagai macam teknik kultur jaringan. Hal tersebut akan bermanfaat untuk memudahkan aplikasi teknik kultur jaringan pada eksplan yang telah dipilih.
Beberapa teknik tersebut diantaranya adalah Kultur meristem, Kultur kalus, Kultur suspensi sel, Kultur protoplas, Kultur anther dan pollen, Kultur endosperm, dan Kultur embrio.
Keuntungan Melakukan Kultur Jaringan
Dalam melakukan segala hal yang berkaitan dengan pengembangan teknik kultur jaringan pada bagian suatu tanaman tertentu, pastilah terdapat keuntungan dan efek yang ditimbulkan.
Beberapa keuntungan yang dapat diraih diantaranya adalah mendapatkan kuantitas tanaman baru yang lebih banyak dalam waktu yang singkat, kualitas tanaman baru cenderung lebih baik dari sebelumnya, tanaman baru yang dihasilkan memiliki sifat yang sama seperti induknya baik dari sifat fisiologis maupun morfologis, tanaman baru akan terbebas dari hama dan penyakit, dan waktu pelaksanaan teknik yang terbilang fleksibel dan sangat efisien.
Keuntungan tersebut juga akan berdampak pada buah yang dihasilkan, seperti memiliki kualitas buah yang sama dengan induknya meliputi rasa dan bentuk buah.
Efek Samping yang Perlu Diperhitungkan
Meskipun keuntungan yang ditawarkan dengan mengaplikasikan teknik kultur jaringan terbilang sangat menggiurkan, akan tetapi efek samping yang ditimbulkan juga sangat berarti.
Dalam mengaplikasikan teknik ini, dilarang untuk berharap agar tanaman mampu menghasilkan buah yang lebih baik.
Mengapa demikian?
Karena hal tersebut merupakan pengaruh dari tanaman induknya. Sehingga, buah yang dihasilkan akan selalu mewarisi sifat induknya.
Baca Juga : Langkah-langkah Melakukan Kultur Jaringan