Pengertian Silogisme : Contoh, dan Jenis Silogisme – Silogisme merupakan suatu cara penalaran atau proses pikir yang formal. Penalaran bentuk ini jarang dapat ditemukan atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Silogisme adalah jenis penalaran deduksi yang tidak langsung. Silogisme juga merupakan salah satu penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal, yaitu Aristoteles.
Dalam keseharian, kita lebih sering mengikuti pola penalaran bentuk silogisme, meskipun seringkali tidak sadar.
Biasanya, silogisme terdiri atas dua premis atau bahkan lebih, serta memiliki sebuah kesimpulan umum.
Kedua premis tersebut dikenal sebagai premis khusus (PK) dan premis umum (PU).
Sedangkan, logisme atau entimen adalah kebalikan dari silogisme yang tidak menyebutkan premis-premis umum terlebih dahulu, memiliki struktur berupa langsung menarik kesimpulan dengan diikuti premis khusus yang berfungsi sebagai premis penjelas atau penyebab.
Oleh karena ini, faktor ini yang menyebabkan logisme dikenal dengan entimen.
Baca Juga :
Struktur Silogisme
Premis umum (PU) berupa pernyataan tentang kumpulan atau kelompok tertentu dan memiliki sifat, watak, atau ciri tertentu
Premis khusus (PK) berupa sebuah pernyataan tentang suatu anggota dari kelompok tersebut.
Kesimpulan (K) berupa sebuah pernyataan yang menyimpulkan bahwa satu anggota dari kelompok tersebut memiliki sifat atau ciri tertentu berdasarkan pernyataan dari premis umum dan premis khusus.
Contoh Silogisme
Contoh silogisme adalah sebagai berikut.
“Dani dihukum karena telah melanggar peraturan X”, yang apabila dirubah menjadi bentuk formal adalah sebagai berikut.
- Pernyataan Umum : Barangsiapa telah melanggar peraturan X harus dihukum
- Pernyataan Khusus : Dani melanggar peraturan X
- Kesimpulan : Dani harus dihukum
Contoh lain silogisme yaitu:
- Pernyataan Umum : Semua sarjana adalah pandai
- Pernyataan Khusus : Mahmud adalah seorang sarjana
- Kesimpulan : Maka Mahmud pandai
Contoh paragraf silogisme yang dibentuk dari kalimat di atas adalah:
Semua sarjana di dunia tentunya sangat pandai. Kepandaian yang dimiliki oleh mereka tidak perlu diragukan kembali karena hal tersebut sudah dapat dibuktikan dengan gelar strata 1 yang dimilikinya.
Sementara itu, Mahmud adalah seorang sarjana computer. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Mahmud adalah seorang yang tergolong pandai sekali.
Bentuk seperti ini dikenal sebagai silogisme. Kalimat pertama atau yang dikenal sebagai premis mayor dan kalimat kedua sebagai premis minor merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).
Pada contoh, dapat dilihat ungkapan “melanggar” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Oleh karena itu, ungkapan “harus dihukum” akan muncul dalam kesimpulan. Hal ini terjadi pada bentuk silogisme standar.
Akan tetapi, kerap kali terjadi silogisme yang tidak mengikuti bentuk standar tersebut.
Misalnya adalah sebagai berikut.
- Semua yang dihukum karena melanggar peraturan
- Kita selalu mematuhi peraturan
- Kita tidak perlu cemas terkait hukum yang akan kita terima
Pernyataan di atas dapat dirubah menjadi bentuk seperti di bawah.
- Pernyataan Umum : Semua yang melanggar peraturan harus dihukum
- Pernyataan Khusus : Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuh) peraturan
- Kesimpulan : Kita tidak dihukum
Secara singkat, silogisme dapat dituliskan sebagai berikut.
Jika:
- PU terdiri dari A = B, dan
- PK merupakan B = C, maka
- K merupakan A = C
Jenis Silogisme
Berikut ini terdapat berbagai jenis silogisme yaitu:
1). Silogisme katagorial
Silogisme katagorial merupakan silogisme yang semua proporsinya merupakan katagorial.
Selanjutnya, proporsisi yang mengandung silogisme dikenal dengan premis yang dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat) dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh:
- Semau makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- Koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- Koala pasti akan mati (kesimpulan/konklusi)
2). Silogisme hipotetik
Silogisme hipotetik merupakan suatu argumen pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Contohnya adalah
- Apabila layar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
3). Silogisme alternatif
Silogisme alternatif merupakan silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Sebagai contohnya yaitu:
- Darwin tinggal di Depok atau Kupang
- Darwin tinggal di Kupang
- Jadi, Darwin tidak tinggal di Depok
4). Entimen
Entimen merupakan contoh silogisme yang jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Entimen hanya mengemukakan premis minor dan kesimpulannya. Contohnya adalah:
- Andi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar
- Andi telah berusaha keras dalam belajar, karena Andi layak mendapatkan peringkat satu
5). Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang dikenal sebagai premis mayor.
- Devan masuk sekolah atau tidak (premis 1)
- Ternyata Devan tidak masuk sekolah (premis 2)
- Ia tidak masuk sekolah (konklusi)