Pengertian dan Proses Terjadinya Gerhana Bulan – Bumi adalah satu-satunya planet di tata surya yang diketahui memiliki kehidupan hingga saat ini.
Sebagai planet, Bumi adalah benda langit gelap yang tidak tembus cahaya. Oleh karena itulah ketika cahaya matahari mengenai Bumi, akan menghasilkan bayang-bayang.
Bayang-bayang ini tentu saja berbeda dengan bayangan manusia, hewan dan tumbuhan atau benda lainnya karena tentu saja bayangan Bumi sangat panjang hingga berjarak beberapa ribu kilometer.
Baca Juga :
- Pengertian, Bentuk dan Ciri Galaksi
- Pengertian, Jenis-Jenis, Fungsi dan Contoh Satelit
- Pengertian, Susunan, dan Sistem Tata Surya
Bayang-bayang tersebut terdiri atas dua jenis yakni bayang-bayang semu (penumbra) atau disebut juga bayang-bayang terang dan bayang-bayang gelap (umbra) atau disebut juga bayang-bayang inti.
Makin jauh letak Bulan dari Bumi, maka umbra yang terjadi pun semakin sempit dan penumbra-nya makin lebar. Sebaliknya bila posisi-nya makin dekat, maka umbra-nya makin lebar (luas) dan penumbra pun makin sempit.
Keberadaan umbra dan penumbra inilah yang menyebabkan gerhana bulan bisa terjadi. Dengan kata lain, gerhana bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus namun posisi Bumi saat itu berada di antara Bulan dan Matahari. Pada fase ini, jarak Bumi ke Bulan lebih dekat daripada biasanya.
Estimasi waktu gerhana bulan pun lebih lama dibandingkan dengan gerhana matahari. Pada berbagai tahapan yang berbeda, gerhana bulan bisa terjadi selama tiga hingga hampir empat jam lamanya.
Hal ini disebabkan oleh karena pergerakan Bulan yang melewati bayangan tengah Bumi harus menempuh titik bayangan yang lebar.
Fenomena lain yang tak kalah menariknya adalah saat terjadinya gerhana bulan, maka gejala alam lain pun bertepatan terjadi yang dikenal sebagai “prosesi planet”.
Maksud dari “prosesi planet” adalah bahwa pengamat di Bumi dapat melihat beberapa planet lain dalam tata surya seperti Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Saat bayangan Bumi menimpa Bulan, Mars merupakan planet yang terlihat paling terang dan besar diantara semua planet lainnya.
Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Dekatnya jarak Bumi ke Bulan membuat pada saat gerhana terjadi, tidak ada satu pun cahaya Matahari yang mampu menyinari Bulan oleh karena ukuran Bulan yang lebih kecil dibandingkan Bumi atau dengan kata lain Bulan tertutup oleh bayang-bayang Bumi. Pada saat Bulan masuk tepat ke dalam bayangan Bumi, maka gerhana bulan yang terjadi adalah gerhana bulan total.
Warna Bulan saat itu adalah seperti warna tembaga panas. Penyebabnya adalah karena atmosfer Bumi yang menghalangi sinar Matahari mampu membelokkan serta memancarkan beberapa cahaya Matahari itu.
Saat cahaya Matahari ini melewati gas-gas di Bumi, maka warna hijau dan violet akan tersaring lebih banyak dibandingkan warna merah. Hasilnya, sebagian besar sinar Matahari yang mencapai permukaan Bumi dominan memiliki spektrum cahaya merah.
Alhasil, pengamat di Bumi pun akan melihat Bulan berwarna gelap seperti warna bata, cokelat, merah darah, abu-abu bahkan jingga tergantung pada kondisi terrestrial-nya.
Oleh karena ada sinar Matahari yang dibelokkan ke arah Bulan, maka ketika terjadi gerhana bulan total, orang-orang di Bumi masih dapat melihat Bulan sepenuhnya.
Hal ini tentu saja berbeda ketika gerhana matahari total terjadi. Perbedaan yang lain adalah bila gerhana matahari total terjadi Anda tidak diperbolehkan mengamatinya dengan mata telanjang, maka saat gerhana bulan total terjadi, Anda dapat mengamatinya dengan mata telanjang karena tidak berbahaya sama sekali.
Gerhana Bulan berdasarkan penampakannya terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1). Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
- Gerhana Bulan Total Negatif
Gerhana bulan total negatif ditandai oleh warna bulan yang merah namun tidak merata.
- Gerhana Bulan Total Positif
Pada saat gerhana bulan total positif terjadi, Bulan akan melewati titik pusat daerah umbra Bumi sehingga warna Bulan pun menjadi merah secara keseluruhan atau merata sepenuhnya.
2). Gerhana Bulan Sebagian
Tak hanya gerhana bulan total, gerhana bulan juga dikategorikan dalam jenis yang lain yaitu gerhana bulan parsial (sebagian). Gerhana bulan parsial ini terjadi ketika Bulan masuk ke dalam daerah di luar bayangan Bumi atau dengan kata lain Bumi tidak bisa menghalangi Bulan dari sinar Matahari sepenuhnya.
Hal itu menyebabkan akan ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke Bulan, sehingga permukaan Bulan yang lain pun berada pada daerah bayang-bayang semu (penumbra).
3). Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana bulan ketiga yang terjadi adalah gerhana bulan penumbra. Pada saat gerhana ini terjadi, seluruh bagian Bulan akan berada pada bagian bayang-bayang semu (penumbra). Hal itulah yang membuat Bulan terlihat berwarna suram di langit malam.
Ada beberapa istilah atau sebutan untuk gerhana bulan yang harus Anda ketahui. Istilah tersebut adalah blood moon, super moon dan super blue blood moon.
Disebut blood moon karena ketika terjadi gerhana bulan total, Bulan berwarna merah darah. Hal ini disebabkan terjadinya pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi sehingga warna merah cahaya matahari tersebut menimpa bumi.
Supermoon terjadi ketika Bulan berada pada jarak yang paling dekat dengan orbitnya dari Bumi. Oleh karena jarak yang sangat dekat, maka Bulan pun nampak sangat besar di langit malam. Biasanya gerhana bulan yang berwarna merah ini terlihat di bagian barat Eropa, Amerika Utara, Afrika Barat dan Amerika Selatan.
Namun defisini ini masih menjadi perdebatan karena pengamat langit di beberapa bagian Bumi yang lain melihatnya seperti gerhana sebagian.
Fenomena supermoon sendiri terjadi oleh karena jalur orbit bulan tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran sehingga jarak Bumi dengan bulan tidak selalu sama. Saat bulan dekat dengan planet Bumi, bulan menghasilkan gaya gravitasi yang lebih kuat dibandingkan Bumi sekitar 42 persen.
Sementara itu, gejala super blue blood moon merupakan gabungan dari tiga hal yakni gerhana bulan, penampakan bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender serta saat Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi.
Seperti halnya fenomena alam lainnya yang terjadi di Bumi, gerhana Bulan juga memiliki dampak bagi Bumi. Salah satu dampak paling terasa adalah terjadinya gelombang tinggi atau pasang maksimum air laut.
Lebih jauh lagi, bila gelombang tinggi dengan pasang maksimum bergabung maka akan dapat mengakibatkan banjir pasang ke daratan dengan radius yang lumayan jauh dari pantai.