Pengertian, Fungsi dan Ciri Eritrosit

Diposting pada

Pengertian Eritrosit : Fungsi dan Ciri Eritrosit – Eritrosit adalah istilah yang mungkin sudah sering Anda dengar, baik ketika Anda mengunjungi rumah sakit, belajar mengenai anatomi dan fisiologi tubuh atau terkadang dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian, Fungsi dan Ciri Eritrosit
Pengertian, Fungsi dan Ciri Eritrosit

Namun, apa itu sebenarnya eritrosit, serta bagaimana fungsi dan cirinya sebagai salah satu komponen sel darah paling penting dalam tubuh manusia?

Baca Juga : Letak Jaringan Floem

Berikut pengertian, fungsi dan ciri dari eritrosit secara lengkap dan ringkas.

Pengertian eritrosit

Eritrosit terdapat pada darah dan lebih sering juga disebut sebagai sel darah merah.

Eritrosit merupakan salah satu dari tiga unsur selular dalam darah yang penting bagi kehidupan organisme dan paling banyak jumlahnya dibanding unsur selular darah yang lain.

Secara umum, jumlah eritrosit normal pada pria dewasa adalah sebanyak 4,5 – 6,5 x 1012/L. Sementara, jumlah eritrosit normal pada wanita dewasa adalah sebanyak 3,9 – 5,8 x 1012/L.

Pada awalnya, eritrosit akan berada dalam kantong yolk, lalu berpindah ke sumsum tulang merah.

Eritrosit pada sumsum tulang merah awalnya berada dalam bentuk sel berinti yang disebut sebagai tahap normoblas.

Sementara itu, dikenal juga retikulosit, yaitu eritrosit primitif, yang mana jaringan halus dapat dilihat melalui metode pewarnaan khusus dan membentuk sekitar 1% dari eritrosit yang bersikulasi di pembuluh darah.

Masa hidup eritrosit normal adalah sekitar 75 – 155 hari. Ketika umurnya sudah berakhir, maka membran sel eritrosit tidak lagi berfungsi dan eritrosit dapat dihancurkan oleh sistem retikulo-endotelial.

Eritrosit yang sudah tua akan dirombak di limpa dan hati, menghasilkan heme yang mengandung zat besi yang akan diolah lagi untuk membentuk eritrosit yang baru oleh sumsum tulang merah.

Sementara, sebagian lagi dipecah menjadi porfirin yang akan dipecah menjadi bilirubin.

Bilirubin akan bersirkulasi di plasma dan dibuang oleh sel hati, lalu disekresikan oleh empedu.

Sumsum tulang akan secara teratur membuat 2 juta sel darah merah/ detik untuk mengganti sel darah merah yang telah rusak.

Secara umum, baik eritrosit, leukosit maupun trombosit akan berkembang dari populasi tunggal yang disebut sebagai sel induk pluripoten yang terdapat dalam sumsum tulang merah. Seiring perkembangan waktu, sel induk akan berdiferensiasi menjadi unsur selular darah yang berbeda-beda.

Dalam pembuatannya, eritrosit memerlukan beberapa senyawa utama, diantaranya adalah besi, asam folat, vitamin V12, kobalt, tembaga dan beberapa jenis asam amino.

Fungsi eritrosit

Eritrosit mengandung hemoglobin (Hb) di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu fungsi dari eritrosit adalah mengangkut oksigen dari alveolus pada paru-paru ke seluruh jaringan tubuh untuk proses respirasi jaringan.

Ketika darah melewati kapiler pada paru-paru, maka oksigen akan diambil melalui udara dan dibawa ke kapiler jaringan yang membutuhkan oksigen.

Selain oksigen, hemoglobin juga berperan dalam pengangkutan karbondioksida, yang mana karbondioksida akan diikat oleh hemoglobin dan dibawa dari jaringan ke alveolus untuk dibuang keluar dari tubuh. Proses ini juga dibantu oleh enzim karbonik anhidrase.

Selain itu, hemoglobin dalam eritrosit juga berperan sebagai larutan penyangga dalam sistem dapar yang berfungsi untuk mengontrol pH normal tubuh, yang mana berkaitan dengan menjaga keseimbangan homeostasis dan fungsional tubuh yang normal.

Ciri eritrosit

Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb) dan berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm, yang mana bagian tengahnya cenderung lebih tipis dibanding bagian tepinya.

Selain itu, eritrosit memiliki bentuk bikonkaf guna mempermudah gerakan oksigen untuk masuk dan keluar dari sel secara cepat disebabkan pendeknya jarak antara membran sel darah merah dan inti sel darah merah.

Ukuran eritrosit yang kecil menyebabkan oksigen dapat dengan mudah diangkut dan berdifusi melewati membran plasma.

Semakin kecil ukuran sel darah merah, maka luas permukaan total membran plasma juga akan semakin meningkat.

Meskipun ukurannya relatif kecil, dalam tiap sel darah merah, terdapat sekitar 250 juta hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan karbondioksida.

Eritrosit mamalia tidak memiliki nukleus (inti sel), sementara pada kelas vertebrata lain, terdapat nukleus pada eritrositnya. (Baca Juga : Pengertian Inti Sel)

Beberapa bagian-bagian dari eritrosit diantaranya adalah membran luar, inti sel, hemoglobin (Hb), besi yang terdapat dalam hemoglobin dan enzim karbonik anhidrase yang berperan dalam transfer karbondioksia.

Semua sel darah merah, baik pada mamalia maupun vertebrata lain tidak memiliki mitokondria, sehingga pembentukan ATP dilakukan dengan sistem metabolisme anaerobik.

Hal ini disebabkan karena fungsi utama dari eritrosit adalah untuk membawa oksigen, sehingga tidak efisien apabila eritrosit menggunakan oksigen yang akan dibawa sebagai sumber energi untuk pembentukan ATP.

Eritrosit memiliki antigen pada permukaan selnya. Antigen ini akan menentukan golongan darah dari seseorang.

Misalnya, orang bergolongan darah A memiliki antigen A pada eritrosit, sementara orang bergolongan darah B memiliki antigen B pada eritrosit.

Itu dia pengertian, fungsi dan ciri eritrosit secara lengkap. Sekarang Anda sudah bisa membedakan eritrosit dari leukosit dan trombosit, bukan?

Baca Juga : Pengertian Transkripsi DNA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *