Pengertian Teori Geosentris, Heliosentris dan Antroposentris – Kajian tentang angkasa raya memang sangat menyenangkan.
Bahkan dari kajian kajian inilah ilmu pengetahuan tentang langit dan benda bendanya terus dinamis bergerak.
Dan dari penelitan mendalam tentang angkasa raya ini pulalah, ilmuan ilmuan dalam bidang astronomi mulai bermunculan.
Baca Juga :
Setelah melewati berbagai riset ilmiah, para ilmuan berhasil membangun peta teori tentang alam semesta yang dikenal dengan istilah teori geosentris, heliosentris dan antroposentris. Ketiga teori ini memiliki bidang telaah yang berbeda.
Persamaannya hanyalah ketiganya sama mengupas secara tuntas dan ilmiah tentang langit, meteor, bintang, pergerakan matahari, perputaran bumi hingga manusia sebagai penduduk alam semesta.
Nah, bagi anda yang ingin mengetahui secara jelas tentang definisi dari ketiga teori diatas, berikut ini ini kami jabarkan untuk anda, semoga bisa menjadi tambahan perbendaharaan keilmuan dan wawasan pemikiran.
PENGERTIAN TEORI GEOSENTRIS
Teori geosentris lahir pada abad keenam sebelum masehi. Di masa sebelum Sokrates lahir tersebut ada seorang ilmuan bernama Anaximader yang berani berhipotesis kalau bentuk bumi adalah tabung yang sedang terbang di angkasa luas. Sedangkan planet dan benda langit lainnya berbentuk serupa roda yang terus bergerak mengelilingi tabung matahari.
Sedangkan ilmuan yang lahir di waktu yang sama bernama Pytagoras justru membantahnya. Beliau mengatakan bumi berbentuk sama dengan bola yang terus berputar mengelilingi titik api yang sangat besar.
Nah, akhirnya di masa itu, argumen Pytagoras lah yang banyak dijadikan rujukan penelitian selanjutnya.
Hasil temuan yang berangkat dari teori geosentris ini adalah “ bumi merupakan pusat dari peredaran seluruh benda benda alam semesta”.
Artinya, menurut teori geosentris, seluruh benda langit berputar mengelilingi planet bumi. (Baca Juga : Pengertian Planet)
Nah, teori inilah yang terus diusung oleh ilmuan seperti Aristoteles dan Ptolemaeus di masa sesudahnya.
Terdapat dua jenis pembuktian yang dianggap menjadi penyebab munculnya teori geosentris yaitu pengamatan pada pergerakan bintang dan pengamatan pada planet bumi.
Dua jenis pengamatan ini terlihat memang logis. Ketika kita melihat ke atas, memang sepertinya bintang di langit itu bergerak secara tertib. Tetapi ketika kita diam di bumi, kita merasa kalau bumi yang kita pijak sama sekali tidak bergerak.
Itulah yang dijadikan dasar kalau bintang dan benda langit lain benar benar berputar mengelilingi bumi. Artinya, teori geosentris adalah fakta yang tidak bisa dibantah.
PENGERTIAN TEORI HELIOSENTRIS
Teori heliosentris adalah teori astronomi yang menyatakan kalau matahari merupakan pusat alam semesta. Sedangkan bumi dan bintang serta benda langit lainnya berputar mengelilingi matahari.
Jika dilihat dari pengertian ini, terlihat jelas kalau teori heliosentris sangat bertolak belakang dengan teori geosentris yang menyatakan kalau matahari lah yang mengelilingi bumi.
Sesungguhnya, kajian heliosentris ini sudah digaungkan sejak jaman kuno ketika para ilmuan masih sangat sedikit.
Tetapi, kajian ini masih berupa perabaan yang masih belum terbaca dan terhitung secara matematis. Baru pada abad ke 16 jauh sesudah lahirnya teori geosentris, seorang matematikawan dan astronom bernama Nicolaus Copernicus berhasil membuat ramalan heliosentris dengan menggunakan kalkulasi matematika sederhana.
Teori heliosentris bertahan cukup lama di dalam kajian astronomi. Bahkan, ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat di eropa, seorang Galileo dengan teropong canggihnya di masa itu, sengaja meneliti lebih dalam tentang teori heliosentris.
Hasilnya, dia juga mengaminkan kalau mataharilah yang menjadi pusat angkasa raya sedangkan benda langit mengitarinya termasuk bumi.
Sayang, memasuki jaman Ressainance, para ilmuan mulai menolak teori heliosentrisme karena dianggap tidak sesuai dengan relatifitas benda benda. Para ilmuan di jaman ini seperti William Herschel pun mengatakan kalau matahari bukan pusat dari angkasa raya.
Temuan ini mulai menjadi jadi ketika Albert Enstein mengeluarkan argumen relatifitas yang mengandung makna pergerakan alam semesta tidak ditentukan oleh benda langit apapun. Akhirnya gugurlah pernyataan matahari adalah pusat dari angkasa raya.
PENGERTIAN TEORI ANTROPOSENTRIS
Teori antroposentris adalah teori yang berbeda dari geosentris dan heliosentris. Kalau menurut geosentris, bumi merupakan pusat dari alam semesta dan menurut teori heliosentris, matahari yang menjadi titik pusat angkasa raya. Sedangkan teori antropologis menyebutkan berbeda. Bahwa titik pusat dari seluruh alam semesta adalah manusia.
Argumen ini muncul disandarkan pada kemampuan manusia yang unik, intuitif, bernalar yang tentunya sangat jauh berbeda dengan angkasa raya yang menurut mereka hanyalah benda yang terbang.
Akibat dari argumen ini, manusia serasa berhak untuk memperlakukan alam semesta sekehendak hatinya.
Teori antroposentris ini ditolak oleh pakar etika lingkungan dan ahli filsafat. Karena para penganut paham antroposentris beranggapan kalau manusialah yang memiliki nilai sedangkan alam semesta hanyalah objek yang membantu manusia mendapatkan kemudahan dalam kehidupannya. (Baca Juga : Teori Kehidupan)
Akibatnya, perlakuan manusia terhadap lingkungannya teramat berlebihan yang menimbulkan kerusakan ekosistem mungkin juga bisa menyebabkan, alam semesta raya bisa hancur.
Padahal ilmu filsafat mengungkapkan kalau tidak ada apapun di bumi ini yang tidak unik.
Semuanya memiliki keterkaitan antar satu sama lain. Sedangkan para pakar etika lingkungan menyatakan, manusia sebagai insan berpikir harus meletakkan lingkungan sebagai titik pusat.
Karena dari lingkungan inilah manusia dicukupi kebutuhannya. Bahkan karena lingkunganlah manusia bisa mendapat mala petaka.
Baca Juga :
Itulah pengertian teori geosentris, heliosentris dan antroposentris. Sebagai kajian ilmu, anda boleh meneliti kebenaran sahih dari ketiganya dengan syarat, aplikasi temuan yang anda dapat, benar benar bisa bermanfaat untuk lingkungan bukan justru menjadi perusak lingkungan.